Mohon tunggu...
Sean Annas
Sean Annas Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pengangguran

Mohon berikan kritik dan saran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin Malam

7 April 2022   23:32 Diperbarui: 14 April 2022   03:04 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jujurlah wahai angin malam.
Aku tahu siapa yang membawamu kepada pepohonan yang berpelukan.
Aku tahu mengapa kau mengutuk tugasmu dalam membawa pesan.
"Takdir adalah sesuatu yang sudah salah dari awal!" begitulah kata makhluk binal.
Adalah mereka yang merangkai bunga di musim semi, sementara mereka tahu musim kemarau mulai menabuh genderang.
Mereka yang menggali lubang di tanah, tapi kepada angkasalah mereka menengadah.
Mereka yang mengangguk-anggukkan kepala di hadapan bintang-bintang, lalu menyusun batu dan kisah-kisah malang.
"Berhentilah bertanya!" katamu.
"Semuanya akan adil dalam kabut, tenggelamlah di dalamnya dan mulailah memusnahkan dengan api, bukankah cahaya adalah yang engkau cari selama ini?"
Apakah ini cukup untuk mengobati luka rembulan?
Tidakkah ia bosan mendengarkan erangan rerumputan yang dirajam hujan?
Salah siapa ini?
Haruskah sekali lagi memaklumi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun