Mohon tunggu...
Elina Sitompul
Elina Sitompul Mohon Tunggu... Lainnya - Menekuni bidang Pendidikan Anak Usia Dini

Materi yang dikuasai: Kurikulum PAUD, Perkembangan Sosial Emosional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Kreativitas Seni Drama Anak Usia Dini

4 Juni 2022   23:25 Diperbarui: 4 Juni 2022   23:26 3257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekspresi Verbal, Berbicara dengan jelas dan efektif menggunakan volume, tone, pitch, dan jeda. Hal ini termasuk kemmapuan untuk berimprovisasi dialog.(Isbell, 2007)

Tahap Perkembangan Bermain Drama

       Dalam drama terdapat tahap perkembangan sesuai dengan usia anak usia dini. Berkut ini dijelaskan tahap perkembangan bermain drama yaitu :

Practice play, berlangsung selama tahap perkembangan sensori motor (bayi hingga 2 tahun) dimana bayi mengeksplorasi kualitas sensori dari benda dan memperaktekan kemampuan motorik mereka. Ini dapat diamati melalui gerakan perpindahan dan interaksi anak dengan benda yang berada di sekitarnya.

Symbolic or dramatic play, berlangsung selama tahap perkembangan pra operasional ( 2 hingga 7 tahun), ketika kita melihat anak merubah benda menjadi simbol yang mewakili hal-hal lain. Berpikir simbolik adalah tampak selama kegiatan drama berlangsung ketika anak menggunakan pot dan tanaman untuk "memasak soup". Balok digunakan menjadi sebuah telpon dan anak berpura-pura bercakap dalam telepon,  dan anak yang lebih tua, menggunakan gestur tubuh dan tindakan seperti pantomim.

Games with rules, berlangsung selama tahap perkembangan operasi konkret ( 7 tahun hingga dewasa ), dimana anak secara spontan mengembangkan permainan drama yang terlibat melalui gerakan yang lebih sempurna dan permainan yang terkonsep dengan aturan, gerakan dan kemampuan berpikir. Ini adalah jenis permainan yang tampak ketika anak menunjukkan serta membuat kegiatan bermain dengan lebih menarik. Kemampuan menerima dan berhubungan dengan orang lain, dan mereka mampu mengerti aturan pada permainan dan tidak dapat dirubah.

Functional play, ( berlangsung sejak anak balita) terjadi ketika anak mengambil peran dan berpura-pura  menjadi orang lain. Ini jenis permainan mewujudkan sensori motorik mengeksplorasi lingkungannya dan orang di sekitarnya. Tampak ketika anak bermain " berdandan dengan pakaian" atau menggunakan atribut untuk mengidentifikasikan orang yang mereka perankan.

Constructive play ( balita hingga anak usia pra sekolah) membantu anak memahami pengalaman mereka. Jenis permainan ini dapat berlangsung sendiri atau dengan anak lainnya dalam rencana memanipulasi sebuah benda atau orang lain untuk membuat pengalaman tertentu. Ini dapat terlihat ketika anak berpura-pura meletakkan kunci pada mobil mainan,  kemudian menghidupkan mesin mobil sambil berkata "brooom brooom" dan mengendarai mobil  bersama temannya.

Dramatic play ( balita hingga anak usia SD tahap awal ) melibatkan kepuraan dan kepercayaan. Mewakili level permainan yang lebih tinggi perilaku dan dapat diamati ketika dua atau lebih anak mengambil peran terkait dan berinteraksi satu sama lain. " ajarkan mereka membuat pilihan,  berpikir dan merencanakan tentang apa yang akan mereka lakukan dan mengikuti aturan sosial" ini penting untuk menyiapkan anak untuk situasi kehidupan yang sebenarnya.

Games with rules (anak prasekolah yang lebih tua dan anak usia sekolah dasar) mengharuskan anak-anak berperilaku sesuai dengan aturan yang sudah ada sebelumnya. Ini bisa diamati ketika anak-anak bermain permainan olahraga di luar ruangan.

Socio dramatic play adalah jenis permainan fantasi yang lebih terorganisir dan kooperatif yang dibuat oleh anak-anak prasekolah yang lebih tua, taman kanak-kanak, dan anak-anak usia sekolah di mana peran dibagi dan pemain memiliki bagian yang berbeda. Sebagai contoh,  ketika anak bermain rumah-rumahan, mereka mungkin akan menjadi ibu, ayah, dan bayi kembar. Setiap anak memiliki peran, fungsi dan bagian pembicaraan saat bermain. (Hilda Jackman, 2012)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun