Mohon tunggu...
Elina Sitompul
Elina Sitompul Mohon Tunggu... Lainnya - Menekuni bidang Pendidikan Anak Usia Dini

Materi yang dikuasai: Kurikulum PAUD, Perkembangan Sosial Emosional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Kreativitas Seni Drama Anak Usia Dini

4 Juni 2022   23:25 Diperbarui: 4 Juni 2022   23:26 3257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tujuan Bermain Drama

Dalam bermain drama di proses pembelajaran terdapat tujuan yang dapat dicapai oleh siswa yaitu :

Mengeksplorasi perasaan anak.

Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya

Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi

Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara (Mulyani, 2017)

Pernyataan diatas didukung juga oleh Vygotsky dalam teori sosial kultural, bermain sociodrama memiliki empat tujuan utama, yaitu :

Bermain dan bermain representational pada umumnya, membuat zone of proximal development dengan membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Melalui bermain tidak hanya membuat anak mengulang konsep dan kemampuan anak yang sudah di pelajari tapi juga merubah diri mereka sendiri untuk pembelajaran yang baru, ke tingkat yang lebih tinggi.

Representational play membantu anak belajar dan mengikuti aturan, untuk itu didorong oleh aturan perilaku yang harus diikuti anak-anak untuk berhasil memerankan skenario permainan.  membuat percaya bermain tidak hanya mendukung pengembangan di tahun-tahun prasekolah tetapi juga berkembang menjadi permainan dengan aturan selama masa kanak-kanak.

Dalam representational play, anak usia dini membuat gambaran yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengatasi keinginan yang tidak dapat di realisasikan dan mengatur diri sendiri.

Bermain imajinasi membantu anak memisahkan arti dari objek yang mereka amati. Bermain sangat penting untuk perkembangan anak dalam berpikir secara abstrak. (Fox, 2015)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun