"Hal lain sebagaimana kami katakan adalah tantangan ekonomi. Ekonomi pedesaan tentulah lain dengan ekonomi perkotaan. Uang lebih banyak beredar di kota daripada pedesaan sehingga tantangannya adalah keadaan ekonomi. Ini situasi obyektif dan kenyataan," katanya Pastor Robini, Jumat(19/06/2020).
Dalam diskusi yang sama itu, menyorot dalam kondisi ekonomis yang menimbulkan pertanyaan, apakah pedesaan miskin total?
Pastor Robini mengatakan bahwa yang mungkin harus disadari banyak pihak adalah bagaimana pengaturan ekonomi rumah tangga dan pentingnya pendidikan untuk masa depan; termasuk menjadi guru adalah sebuah pilihan.
Hal itu ia tegaskan dengan karya misi Gereja Katolik sejak awal datangnya misionaris tidakbisa lepas dari pendidikan. Di mana-mana karya misi selalu berbarengan dengan sekolah dan rumah sakit.
Maka cita-cita tinggi atau idealisme Mgr. Agustius Agus merupakan sebuah pertaruhan "antara sekolah yang berbasis keuntungan ekonomi semata-mata atau ada misi mulia lainnya." Memang sekolah tanpa uang tidak masuk akal.
Bagaimana bisa menghidupi manajemen dan keberlangsungan sekolah tanpa keuangan?
Sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Landak Bersatu, Keuskupan Agung Pontianak. Ia menjelaskan bahwa semua orang juga harus sadar. Sesuatu yang penting bahwa sekolah bukan semata-mata untuk mencari untung da demi uang; melainkan merupakan sebuah cita-cita atau idealisme.
Kaum muda, terutama yang katolik dan khususnya di Keuskupan Agung Pontianak, perlu menyadari pemikiran yang mulia dan cita-cita tinggi Uskupnya yaitu Mgr. Agustinus Agus. Tidak gampang bagi seorang Uskup Agung melihat peta Indonesia dan menemukan bahwa pulau satu-satunya di Indonesia yang tidak ada Universitas Katolik adalah Kalimantan.
Padahal Kalimantan, apalagi kalbar, uma Katolik cukup banyak. Namun sekali ini idealisme yang harus disadari kaum muda Katolik terutama di Keuskupan Agung Pontianak. Mengusahakan pendidikan dari pinggiran ibukota provinsi dengan membangun dari pedesaan bukanlah gampang tanpa kesadaran dan dukungan seluruh uat; terutama orang tua Katolik dan kaum mudanya.
"Memang kota itu mengiurkan. Namun yang harus lebih mengiurkan adalah sebuah cita-cita mulia dan juga kualitas yang mau dibangun. Sejak awal sekolah ini bekerjasama dengan sebuah universitas yang merupakan universitas Katolik tertua di Asia yang didirikan tahun 1611 yaitu Universitas Santo Tomas Manila," pungkasnya.
Ia menegaskan untuk Prestise dan prestasi Univesritas Santo Tomas Manila tidak diragukan dunia; bahkan salah satu tokoh kemerdekaan Filipina Jose Rizal adaalh lulusan Univesritas Santo Tomas Manila.