Mohon tunggu...
Samuel Ordo Fransiskan
Samuel Ordo Fransiskan Mohon Tunggu... Jurnalis - Samuel

Asal Sekura Kalimantan Barat, Keuskupan Agung Pontianak. Sekarang Profesi sebagai Jurnalis di Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Pontianak di Portal berita MajalahDuta.Com, dan PenaKatolik Nasional. Ia juga sudah menerbitkan 6 buku ber-ISBN.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melihat Potensi STKIP Pamane Talino, Antara Cita-cita dan Kenyataan

25 Juni 2020   15:10 Diperbarui: 25 Juni 2020   15:33 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sore itu, tepat pada hari Jumat 19 Juni 2020, di Biara Dominikan STKIP Pamane Talino, pukul 16.04 Wib terjadi diskusi hangat bersama Pastor Johanes Robini Marianto, OP sebagai Ketua Dewan Pengurus Yayasan Landak Bersatu, Keuskupan Agung Pontianak.

Dalam diskusi sore itu ia mengatakan bahwa salah satu cinta-cita ideal Yang Mulia Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus adalah mendirikan Universitas Katolik di Kalimantan Barat; terutama di keuskupan Agung Pontianak. Sebuah idealisme yang sebenarnya luar biasa karena mau merintis pendidikan mulai dari pinggiran kota; bahkan bukan di pusat provinsi; yaitu mulai di sebuah area Kabupaten; yaitu Kabupaten Landak.

Hal itu Pastor Robini tegaskan dengan benih ke arah Universitas dipilih sebuah sekolah tinggi untuk pendidikan guru yaitu STKIP Pamane Talino.

Ada pertanyaan yang muncul dari hal itu. Pertama, mengapa sekolah pendidikan guru? Bukankah merupakan sebuah cita-cita yang tidak sebanding dengan pencapaian ekonomis?

Pastor Robini menegaskan  bahwa masyarakat butuh guru; terutama di Kalbar. Guru yang dibutuhkan, tentunya membutuhkan kualitas dan integritas karakter yang bermoral, disiplin dan berwawasan pengabdian.

Ia juga menegaskan bahwa bukan rahasia lagi banyak daerah di Kalbar kekurangan tenaga guru. Ada sekolah yang punya guru hanya 5 untuk SD yang seharusnya melebihi jumlah di kenyataan. Demikian pula dibutuhkan guru yang baik dan berkualitas untuk pembangunan anak-anak muda, terutama di Kalbar.

"Secara ekonomis tentu mendirikan atau mengambil alih sekolah tinggi keguruan tidaklah sebanding dengan prospek ekonomi jurusan lain. Namun ini sebuah idealisme atau cita-cita yang melampau perhitungan untung-rugi," katanya, Jumat (19/06/2020).

Ia mengaku bahwa memang tidak gampang mendirikan perguruan tinggi dengan mulai dari pinggiran yaitu di luar ibukota provinsi dan lebih mengarah pada masyarakat di pedalaman. Jurusan yang didirikan atau diambilalih pun bukanlah yang favorit untuk masa sekarang sehingga nilai ekonomisnya kurang.

Namun inilah idealisme. Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus  agar ingin Gereja mempunyai andil di pendidikan anak muda yang mulai dari pinggiran pusat ibukota provinsi. Tantangannya tentu banyak; salah satunya adalah situasi ekonomi daerah di luar ibukota provinsi dan daya tarik gemerlap kota untuk anak muda.

Selaras dengan itu Pastor Robini mengatakan dalam konteks ini yaitu untuk pendidikan bagaimana pun juga ke kota merupakan idaman semua orang; termasuk anak muda.

Kota besar selalu identik dengan kemajuan, fasilitas dan juga kemungkinan dan kesempatan. Belum lagi kota identikkan dengan gemerlapnya hiburan dan gengsi. Cita-cita mulia Mgr. Agustinus Agus memulai pendidikan tinggi berkualitas dari pinggiran tentu mendapatkan tantangab besar di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun