Ciawigebang - untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia agar Indonesia dapat berkembang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian perlu membentuk Pelajar Pancasila. Oleh karena itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk program bernama Sekolah Penggerak.
Program Sekolah Penggerak adalah penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program ini dilakukan secara bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Program sekolah penggerak tahap2 sudah dimulai sejak tahun 2022 , adapun tahapannya adalah pelatihan komite pembelajaran yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas 1 dan 4 ditambah 2 orang guru cadangan, kegiatan dilaksanakan secara daring melalui aplikasi LMS yang ada di SIM PKB masing-masing peserta.
Rangkaian kegiatan nya meliputi menyimak isi  video pembelajaran, modul ajar dan pemaparan materi dari fasilitator, tidak hanya itu peserta memperdalam materi dengan model pembelajaran tany jawab, diskusi kelompok dan pemaparan hasil diskusi. Pengerjaan lembar kerja, refleksi dan rencana aksi nyata dan tindak lanjut.
peserta mengikuti pelatihan Selama 14 hari dengan mode luring melalui aplikasi LMS dan Zoom meeting / Google meet. Peserta mengikuti kegiatan dengan cukup antusias dan semangat khususnya kelas 99 dengan fasilitator Ibu Aan Nurhasanah, M.Pd.Â
"Setelah beberapa hari mengikuti pelatihan para peserta masih bingung dan belum menguasai materi secara keseluruhan, sehingga kami berupaya melakuka penguatan pembelajaran melalui kegiatan REPRESH (Refleksi dan evaluasi pembelajaran sambil healing) di Rumah makan Lesehan Langgen Luragung" ujar Haerul Ibad sebagai ketua kelas pada laporan awal.
"Kegiatan ini diikuti oleh 6 sekolah yang tergabung dalam kelas 99, yaitu SDN 1 Ciomas, SDN Dukuhdalem, SDN 1 Mekarjaya, SDN 2 Mekarjaya, SDN 1 Kadurama dan SDN 3 Sukadana, adapun isi kegiatan lebih memperbanyak diskusi dan tanya jawab seputar penyusunan KOSP, Perangkat ajar, modul dan proyek penguatan profil pelajar pancasila. Selain itu dipertajam materi yang belum dipahami pada kegiatan pelatihan Komite pembelajaran" jelas Aan Nurhasanah, M.Pd.
Kegiatan dimulai dengan saling mengenalkan diri melalui kegiatan games dan ice breaking, untuk mencairkan suasana dan lebih mengenal antar peserta. Selanjutnya dipraktekan simulasi membuat ruang pertemuan di aplikasi Google meet, sehingga kedepannya bisa diaplikasikan dalam kegiatan penyusunan modul dan prangkat ajar lainnya.