Berdasarkan kajian "Zakat on SDGs" yang dipublikasikan Pusat Kajian Strategis Baznas disebutkan bahwa penggunaan zakat atau amal untuk mencapai target SDGs sendiri sejalan dengan pencapaian tujuan-tujuan syariah (Maqashid Syariah).
 Contoh penggunaan zakat dalam pembiayaan campuran untuk SDGs dilakukan pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang menggunakan pembiayaan oleh Baznas, orgnasisasi internasional dan pemerintah daerah di Jambi pada 2018.
Lebih lanjut organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Komisi Sosial Ekonomi KWI, dan Yayasan Buddha Tzu Chi juga menangkap semangat kolaborasi untuk mencapai SDGs. Seperti program pengembangan 1000 pembangkit listrik, kolaborasi siaga bencana, pendidikan, hingga pelestarian lingkungan. Keempat organisasi keagamaan tersebut membagikan praktik baik yang telah dilakukan oleh tiap organisasi dalam kerangka pembiayaan campuran.
Kolaborasi antar organisasi keagamaan dalam pembiayaan campuran maupun kerjasama program menjadi sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan perdamaian di tengah bangsa Indonesia yang majemuk, khususnya dalam bulan Ramadhan seperti sekarang.
Forum menghadirkan Kammaruddin Amin selaku Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Scenaider Clasein H. Siahaan, CA, MSc, CIA, FRM Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas, dan Dr. Marc-Oliver Pahl - Head of Office the German Council for Sustainable Development.
Apa itu SDGs?
SDGs adalah kerangka pembangunan global yang dideklarasikan bersama oleh 193 negara pada September 2015 di PBB. Melalui 17 Tujuan bersama yang akan dicapai targetnya di tahun 2030, pemimpin dunia menyepakati komitmen untuk mencapai pembangunan berkelanjutan pada 2030.Â
SDGs bertujuan diantaranya menghapus kemiskinan, menghapus kelaparan, mendorong kesetaraan gender, memelihara kelestarian lingkungan, dan mendorong perdamaian dan kerjasama untuk mencapai pembanguan berkelanjutan bagi semua tanpa meninggalkan siapapun (Leaving No One Behind).
Kerjasama Indonesia-Jerman Mendorong Pencapaian SDGs
Kementerian PPN/Bappenas berkerjasama dengan Pemerintah Federal Jerman dalam rangka meningkatkan kapasitas pengambilan kebijakan dan implementasi SDGs di Indonesia dan dalam konteks Kerjasama Selatan-Selatan (KSS), salah satu fokusnya adalah peningkatan kapasitas kepada aktor nonpemerintah termasuk organisasi keagamaan. Organisasi keagamaan menjadi salah satu aktor nonpemerintah yang memiliki peran penting dalam pencapaian SDGs.
Perwakilan Kedutaan Besar Jerman, Inga Tessendorf, menyampaikan pentingnya penguatan kerjasama berbagai pihak khususnya dengan organisasi keagamaan untuk mencapai tujuan SDGs yang besar dan ambisius. Lebih lanjut dirinya mengakui teladan Indonesia dalam keberagaman beragama, demokrasi, dan pencapaian SDGs.