Mohon tunggu...
Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mohon Tunggu... Administrasi - Arsitek murtad yang lebih bahagia jadi istri arsitek

Writer wannabe yang tinggal di Bandung dan suka berbagi cerita di www.ceritashanty.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ketika Pesantren Naik Kelas dengan Program "One Pesantren One Product"

7 September 2019   07:28 Diperbarui: 7 September 2019   11:54 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Selasa, 3 September 2019 lalu saya benar-benar terharu!

Seneng deh lihat teman-teman dari 1074 pondok pesantren se-Jawa Barat memamerkan produk mereka di Hotel Ibis TSM Bandung. Nggak nyangka, ternyata banyak potensi-potensi yang bisa membuat sebuah pesantren berdaya secara ekonomi.

Jadi jangan nuduh kalau pesantren itu bisanya hanya belajar mengaji dan menadahkan tangan meminta sumbangan umat saja ya.

Bagaimana ceritanya Pesantren bisa naik kelas begini? Program OPOP namanya.

Jadi apa itu program OPOP?

Semua bermula dari program Pesantren Juara yang dicanangkan Kang Emil sejak terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat setahun yang lalu. Dari 17 program juara, salah satunya adalah One Pesantren One Product.

Kok harus pakai istilah bahasa Inggris gitu sih?

Karena memang kepengennya pesantren Jawa Barat itu bisa go global dan dikenal orang di mancanegara. Jumlah pesantren di Jawa Barat itu paling banyak dibanding provinsi lain di Indonesia. Menurut data kementrian agama 2014/2015 jumlahnya mencapai 9000 pondok pesantren loh. 

Benar-benar sebuah potensi yang luar biasa jika benar-benar diberdayakan. Pesantren itu umumnya terletak di daerah pinggiran yang memiliki lahan luas dan memiliki banyak santri usia produktif. 

Dalam sambutannya pada acara Penyerahan Hadiah bagi 1074 pesantren yang lolos audisi tahap 1, Kang Emil menyampaikan bahwa ide OPOP atau One Pesantren One Product ini hadir karena pengalaman beliau dan Pak Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Gubernur selama menjadi santri di pesantren. 

Beliau berharap saat mendapatkan kesempatan, bisa membantu membuat pesantren mandiri secara ekonomi. 

Potensi pesantren itu sebenarnya potensial. Mereka memiliki banyak santri yang bisa diberdayakan. Tinggal dipoles sedikit dengan memperluas wawasan bisnis dan membuka pasar, bisa moncer nih pesantren-pesantren di Jawa Barat. 

Apalagi menurut Kang Emil, Jawa Barat didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. 5,7%! 

Emang apa sih artinya angka 5,7% itu? "Pertumbuhan ekonomi 5% saja, itu artinya orang banyak yang mampu beli barang. Banyak yang bisa umroh," kata Kang Emil. Intinya, kemampuan daya beli masyarakat itu memang ada. Banyak negara-negara besar lain yang pertumbuhan ekonominya dibawah 5% loh. Jadi jangan khawatir.

Selama 2 hari pada 2-3 September 2019, 1074 orang mewakili pesantren yang lolos seleksi tahap 1 dijamu di Hotel Ibis TSM Bandung. Selain kesempatan memamerkan produk, mereka juga mendapatkan kesempatan mendapatkan pembekalan untuk magang di 5 pesantren yang telah dinilai sukses.

Kelima pesantren itu adalah Pesantrennya A'a Gym Darut Tauhid di Bandung, Pesantren Al-Ittifaq yang terkenal sebagai pemasok sayuran untuk supermarket di Ciwidey, Pesantren Nurul Iman yang memiliki 15 ribu santri di Bogor, Pesantren Khusnul Khotimah di Kuningan dan Pesantren Al Idrisiyah di Tasikmalaya. 

Untuk program ini, pemerintah provinsi Jawa Barat tidak tanggung-tanggung menyediakan budget hingga 100 Milyar rupiah. Mantap!

17 Program Pesantren Juara. Sumber: website OPOP
17 Program Pesantren Juara. Sumber: website OPOP

Bagaimana caranya jika pesantren ingin mengikuti program OPOP?

Caranya sebenarnya sederhana saja. Cukup mendaftar di website OPOP Provinsi  Jawa Barat. Tidak hanya pesantren yang sudah punya produk kok yang daftar. Yang baru ide bisnis juga boleh.

Untuk yang tahun 2019 pendaftaran dibuka pada bulan Maret - April 2019. Kemudian ada proses wawancara untuk menyeleksi produk pesantren yang dinilai unik dan potensial untuk dikembangkan. 

Pesantren yang lolos seleksi tahap 1, akan mendapatkan kesempatan pelatihan start up (bagi pesantren yang baru memiliki ide bisnis) dan pelatihan scale up (bagi pesantren yang sudah memiliki produk unggulan). Pelatihan scale up ini rencananya akan dilaksanakan selama 7 hari di 5 pesantren yang sudah berpengalaman. Kebayang ya seru banget. 

Sssstttt mereka juga dapat modal usaha loh. Bahkan nantinya akan program pendampingan usaha, perlombaan produk terbaik, pameran bisnis OPOP, pameran antar provinsi dan pameran ke luar negeri. Alhamdulillah banget kan.

Salah satu peserta yang lolos seleksi OPOP tahap 1 dengan pruduk unggulannya/dokpri
Salah satu peserta yang lolos seleksi OPOP tahap 1 dengan pruduk unggulannya/dokpri

Produk bidang apa saja yang bisa diterima di OPOP?

Boleh apa aja sih. Mulai dari Makanan Minuman, Fashion, Pertanian, Kerajinan, Peternakan, Perikanan, Perdagangan, Jasa, atau bahkan sekedar ide juga boleh loh. Yang penting cukup unik dan tidak terlalu produk sejuta umat. 

Program OPOP ini rencananya akan dilaksanakan rutin setiap tahun. Penyelenggara dari pihak Dinas Koperasi dan Usaha kecil provinsi Jawa Barat bisa banyak belajar dari pengalaman pertama ini. 

Mudah-mudahan kedepannya pelaksanaan program ini bisa lebih baik dan menjangkau lebih banyak pesantren di Jawa Barat. Bahkan menginspirasi provinsi lain melaksanakan program sejenis.

Bagaimana dengan pesantrenmu? Sudah ikutan OPOP juga?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun