Mohon tunggu...
Shanty Dewi Arifin
Shanty Dewi Arifin Mohon Tunggu... Administrasi - Arsitek murtad yang lebih bahagia jadi istri arsitek

Writer wannabe yang tinggal di Bandung dan suka berbagi cerita di www.ceritashanty.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berita Hoax di Masa Rasulullah SAW

2 Desember 2016   09:11 Diperbarui: 2 Desember 2016   09:25 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku The Great Story of Muhammad (Sumber: Shantystory.com)

Maka hanya bersabar itulah yang terbaik bagiku. Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan. (QS Yusuf 12: 18)

Setelah 1 bulan berlalu, akhirnya turun firman Allah yang membebaskan Aisyah dari fitnah ini.

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dari dosa yang diperbuatnya, dia mendapt azab yang besar pula.” (QS An Nuur 24: 11)

Betapa leganya Rasulullah, Aisyah dan keluarga setelah menerima ayat ini. Rasulullah segera berpidato dan membacakan QS An Nuur 11 – 20 yang baru diterimanya. Setelah turun dari mimbar, Rasulullah memerintahkan sahabat untuk mencambuk masing-masing 80 kali cambukan kepada Hassan bin Tsabit, Misthah bin Utsatsah, dan Hamnah binti Jahsi karena mereka terpengaruh terhadap fitnah tersebut.

Anehnya, tokoh pembuat berita Abdullah bin Ubai tidak dijatuhi hukuman (HR Bukhari). Boleh jadi, itu karena keringanan hukuman untuknya tetapi Allah mengancamnya dengan siksa yang pedih di akhirat. Atau boleh jadi juga ada kemaslahatan tersendiri sehingga ia dibiarkan hidup.

Sebuah kisah yang luar biasa bukan? Semoga kaum muslimin diberikan kewaspadaan dan kesabaran agar terjaga dari berita-berita yang mengadu-domba seperti ini. Amin ya Rabbil Alamin.

Sumber: The Great Story of Muhammad (Magfirah, 2011) hal 387 - 396

Tulisan ini juga di posting di blog pribadi shantystory.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun