c. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.
SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI/bentuk lain yang sederajat terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar pertahun.
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar  Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.
Proses rancangan pembelajaran yang sebelumnya disebut RPP, dalam Kurikulum Merdeka kemudian berubah menjadi Modul Ajar. Modul ajar pada dasarnya adalah perencanaan pembelajaran secara lengkap disusun berdasarkan topik dalam lingkup kelas. Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan modul ajar melalui adaptasi modul ajar dari pemerintah agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan konteks satuan pendidikan. Untuk perencanaan pembelajaran, guru memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik. Dengan menggunakan modul ajar diharapkan proses belajar menjadi lebih fleksibel karena tidak tergantung pada konten dalam buku teks, kecepatan serta strategi pembelajaran juga dapat sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga diharapkan setiap siswa dapat mencapai kompetensi minimum yang ditargetkan.
Dalam proses pembelajaran , seorang pendidik biasanya menggunakan pendekatan yang bervariasi dan disesuaikan dengan peserta didiknya. Pada siklus ini, pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang: (1) interaktif; (2) inspiratif; (3) menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan ilmiah pada siswa.
Dalam pendekatan saintifik, siswa diajak untuk melakukan proses-proses berikut:
- Mengamati (observing) : Siswa mengamati fenomena atau objek secara langsung untuk mengumpulkan data dan informasi. Melalui pengamatan, mereka dapat mengembangkan pertanyaan atau hipotesis.
- Menanya (questioning): Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan pengamatan mereka. Pertanyaan ini dapat menjadi dasar penelitian atau eksperimen selanjutnya.
- Merencanakan penelitian (experimenting): Siswa belajar merencanakan dan merancang penelitian atau eksperimen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mereka. Mereka mempertimbangkan variabel yang relevan, metode pengumpulan data, dan prosedur eksperimen yang valid.
- Mengasosiasikan/mengolah informasi (associating): Siswa menggunakan keterampilan analisis untuk mengidentifikasi pola atau hubungan dalam data yang mereka kumpulkan. Mereka juga belajar menginterpretasikan data untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan yang didukung oleh bukti yang mereka temukan
- Mengkomunikasikan (communicating): siswa diajak untuk menyampaikan hasil penelitian mereka secara lisan atau tertulis. Mereka berbagi temuan mereka dengan kelas atau masyarakat sehingga dapat mendiskusikan dan memperluas pemahaman bersama.
Dengan menggunakan pendekatan saintifik, siswa tidak hanya belajar fakta dan informasi, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan penelitian yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka.
Apakah Pendekatan Saintifik masih dapat digunakan dalam Kurikulum Merdeka?