Mohon tunggu...
Scoundrell Scooter
Scoundrell Scooter Mohon Tunggu... wirausaha -

jauhkan korupsi diantara kita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jakarta Mencari Pemimpin, Bukan Pemimpi

28 Maret 2018   03:07 Diperbarui: 28 Maret 2018   03:27 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Sunda Kelapa Sampai Batavia

Ibu kota lebih kejam daripada ibu tiri sangat pas predikat ini disandang untuk kota jakarta. Kota yang jaman belanda bernama batavia ini memiliki sejarah yang sangat panjang. 

Dari mulai kerajaan sunda kelapa sampai berganti nama menjadi kota jakarta. Dari sisi geografis kota jakarta sangat pas untuk perdagangan, memang sewaktu kerajaan sunda kelapa. Banyak kerajaan- kerajaan yang berdagang di kota ini, sebut saja kerajaan belanda, portugis, inggris, arab, tionghoa/cina.

Koes plus di era 70 an, pernah membuat lagu yang sekarang masih terdengar indah " kembali ke jakarta " betapa indahnya kota ini di jaman kerajaan sunda kelapa sampai pendudukan VOC-Belanda. Belanda menyebut kota ini dengan sebutan batavia, lalu penduduknya sendiri kota mereka menyebutnya dengan sebutan betawi. Budaya betawi bukan hanya memiliki kultur budaya yang kental dengan religinya, tetapi betawi juga welcome terhadap para pendatang.

Budayawan Betawi

Kita lihat sekarang, para budayawan dan seni di jakarta : dari mulai ridwan saidi, Alm benyamin sueb, Alm. H. Bodong, Alm. mpok nori, malih tong --tong, bang mandra. Semuanya bangga memiliki budaya betawi. 

Mereka masih mempertahankan budayanya. Bahkan rano karno pernah mengangkat budaya betawi dengan sebuah sinetron SI DOEL ANAK SEKOLAH. Rano karno ingin memberikan sebuah pengalaman bahwa anak betawi itu punya budaya dan bisa menjadi seorang insinyur.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mantan-mantan gubernur jakarta yang lain, tetapi nama mantan gubernur Alm. ALI SADIKIN tetap menjadi nomer satu di jakarta, bahkan nama beliau terus menjadi momok jika kota ini akan mengalami perpindahan jabatan gubenur, nama beliau selalu disebut-sebut dalam setiap wacana pilkada. Nama ali sadikin tidak tergantikan di kota ini, nama beliau tetap di kenang sepanjang masa.

Terlepas dari nama ALI SADIKIN, nama yang menjadi momok di masyarakat kota jakarta itu adalah Benyamin sueb, seorang seniman serba bisa yang sangat dekat di hati kota jakarta bahkan Alm. bang ben ini, patut di jadikan teladan bagi kota jakarta. beliau adalah salah satu yang mengangkat budaya betawi, jasa beliau tidak dapat tergantkan,  melalui seni benyamin berhasil mengangkat budaya betawi ke tingkat nasional.

Betawi Punya Mimpi

Masyarakat jakarta punya mimpi, punya harapan, punya keinginan untuk maju. Jakarta mencari pemimpin yang tegas, adil dan bisa mensejahterakan masyarakatnya. Jakarta tidak butuh seorang pemimpi. Yang selalu bermimpi, bermimpi dan bermimpi untuk memakmurkan rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun