Mohon tunggu...
Scoundrell Scooter
Scoundrell Scooter Mohon Tunggu... wirausaha -

jauhkan korupsi diantara kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"No Woman No Cry", untuk Apa Menangis Karena Wanita?

20 Maret 2018   21:50 Diperbarui: 21 Maret 2018   04:01 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam minggu penuh bintang, malam minggu penuh kenangan indah dan malam minggu penuh dengan kehangatan saat bersama dia. Rasanya tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, rasanya kenangan itu selalu hadir dalam jiwa.

Kenangan demi kenangan selalu terlintas di benakku, kenangan itu sulit dilupakan. Inilah kehidupan, sebuah perasaan tidak bisa dipaksakan dan tidak memaksakan orang lain. Tapi kenapa disaat dia sedang mekarnya tumbuh rasa-rasa cinta bersama orang lain, justru aku disini terpuruk dalam kegalauan.

Ada perasaan iri melihat orang lain berbagi kasih di malam minggu, ada perasaan iri melihat orang lain bergandeng tangan di malam minggu. Dan ku kembalikan kepada diri sendiri, betapa sulitnya melupakan dia, betapa mahalnya kehilangan dia.

Disaat orang lain menghabiskan malam panjang dengan suka cinta. Aku disini Cuma duduk terdiam dan ditemani hape yang tidak ada pulsanya. Sejenak kusadari, aku harus melupakan dia tuk selamanya, dan meninggalkan kenangan-kenangan indah bersama dia, aku harus mampu mencari wanita yang lebih baik dari dia.

Untuk apa bersedih karena cinta

Untuk apa berharap kepada dia

Untuk apa menangis karena wanita

Untuk apa menderita karena asmara

Biarlah dia pergi

Biarlah dia hilang untuk selamanya


No Woman No Cry, hanya lantuman lagu Bob Marley yang selalu membuat hatiku penuh dengan kedamaian, hanya lagu No Woman No Cry, yang membuatku termotivasi untuk melupakan dia.

Selamat tinggal kenangan, selamat datang masa depan

 20 MARET 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun