Isi dari perjanjian tersebut adalah :
- Caleg harus siap mengikuti acara pengajian bulanan di wilayah RW 17
- Caleg harus siap ikut serta dalam kerja bakti bulanan di wilayah RW 17
- Caleg harus siap menjadi penasihat kepemudaan di wilayah RW 17
- Bilamana ada warga RW 17 yang menganggur, Caleg harus merekomendasikannya ke perusahaan-perusahaan
- Bilamana ada warga RW 17 yang dipersulit keadministrasian oleh aparat setempat, caleg harus siap membantu sampai tuntas
- Semua keinginan masyarakat RW 17 akan saya laksanakan bila saya mendapatkan kursi DPRD KOTA BOGOR.
Isi perjanjian diatas hanya contoh saja, isi perjanjiannya tergantung dari keinginan masing-masing wilayah. Minimal dalam perjanjian tersebut, masyarakat sudah mempercayakan kepada wakilnya dan suaranya tidak sia-sia. Bilamana caleg tersebut ingkar, kita bisa menuntut, dan jika tuntutan kita tidak didengar, minimal caleg tersebut mendapatkan DOSA.
Caleg Yang Cerdas
Bila caleg yang cerdas pasti mau menandatangani keinginan masyarakat RW 17, hitung-hitungan suaranya sangat jelas, misalkan dalam satu RW terdapat 7 RT, rata-rata jumlah suara tiap RT itu 160 suara, jika dijumlah : 160 PEMILIH X 7 Rukun Tetangga = 1.120 SUARA.
Dalam satu RW caleg DPRD sudah mendaptkan suara 1.120 suara, bayangkan jika satu kelurahan. Jika dijumlah : 1.120 PEMILIH X 20 RUKUN WARGA = 22.400 SUARA
Pencapaian Target Suara tergantung Strategi Tim Sukses
Tim sukses harus gencar mensosialisasikan calegnya, sekarang kan jaman medsos, nah tim sukses harus membuat grup wa, grup FB, grup IG dan aktif dari ketiga medsos tersebut. dan caleg juga jauh-jauh hari harus ikut serta didaerah pilihannya, seperti ikut main futsal bersama anak-anak muda setempat, ajak beberapa anak-anak muda ngopi bareng dirumahnya, istri caleg juga harus aktif mensosialisasikan suaminya seperti ikut dalam pengajian ibu-ibu, atau ajak beberapa ibu-ibu berkunjung kerumah dan masak-masak bareng.
Dana Politik Itu Sangat Besar
Tidak ada makan siang gratis hari ini, yah pasti banyak mengeluarkan biaya tidak sedikit. Dana politik itu sangat besar, tapi akan kecil biayanya jika dilakukan jauh-jauh hari. Para caleg juga harus pasang strategi baru, seperti menghambur-hamburkan uang buat biaya poster dan banner. Padahal poster-poster dan banner tersebut kelak setelah beres pemilu akan menjadi sampah.
Coba kalo uangnya diberikan buat pembangunan mushola, atau mobil jenazah itu akan selalu dipakai masyarakat. anggap saja semua uang yang dikeluarkan itu ibadah. Â Ikhlas ketika tidak terpilih, InsyaAllah masyarakat setempat akan selalu mendoakan caleg serta keluarga dan menjadi sebuah ladang pahala. Amin Ya Rabbal Alamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H