Manusia dimana hakikatnya sebagai makhluk sosial, harus hidup dengan berkomunikasi dengan sesamanya.Â
Komunikasi dilakukan dengan cara lisan maupun tulisan dan selau dilakukan dalam kegiatan sehari-hari untuk menunjang kehidupan yang kita lakukan.Â
Bayangkan bila manusia tidak berkomunikasi sama sekali! Mungkin akan terbatas sekali ruang gerak kita, minimnya pandangan dalam hidup dan sebagainya.
Disini saya ingin membagikan pentingnya komunikasi yang berisi informasi dan edukasi dalam lingkungan kesehatan. Sebagai tenaga kesehatan di Indonesia, suatu kewajiban memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat awam. Rasanya menyedihkan bila tidak dapat membagikan infomasi kesehatan dan edukasi kepada pasien yang datang berobat ke fasilitas kesehatan ( puskesmas, klinik, atau Rumah sakit).Â
Misal, pasien yang datang berobat dengan penyakit kronis seperti kencing manis ( Diabetes Mellitus) kami berikan informasi dan edukasi agar pola hidupnya berubah dan menjadi kebiasaan yang menyenangkan bukan membebankan. Karena banyak pasien untuk penderita penyakit kronis malas untuk mengkonsumsi obat-obatan atau enggan berkunjung ke dokter lagi karena bosan.Â
Ujung-ujungnya yang seharusnya pasien tersebut bisa lebih berkualitas hidupnya  menjadi  menurun kualitasnya karena terserang komplikasi penyakit yang dideritanya. Komunikasi yang berbobot akan berisi pemahaman tentang penyakit yang dideritanya, gejala, pengobatan, pencegahan sampai komplikasi serta tanya jawab untuk hal-hal yang belum dimengerti.Â
Contoh kasus lain pasien ingin kulitnya bersih, cerah atau lebih cantik seperti artis korea dengan melakukan berbagai treatment. Bila tidak dijelaskan bagaimana prosedur tindakan yag akan dilakukan terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan yang berujung pada penuntutan sehingga merugikan kedua belah pihak. Akan tetapi dalam era kesehatan sekarang (era BPJS), pemberian informasi yang dilakukan tenaga medis menjadi berkurang. Penyebab tersering membludaknya antrian pasien dalam jam praktek sehingga pasien kesulitan mendapatkan informasi dan edukasi yang baik dan benar, tenaga medis pun merasa sangat prihatin tidak dapat memberikan pelayanan yang paripurna untuk pasien- pasiennya. Semoga di kemudian hari, sistem kesehatan akan berubah menjadi lebih berkualitas.
Pemberian informasi dan edukasi tidak hanya untuk pasien yang datang berobat tetapi kepada masyarakat dalam jumlah banyak yang biasa disebut penyuluhan. Tidak hanya seorang dokter yang dapat memberikan informasi kesehatan yang benar, baik bidan, perawat, apoteker dan ahli gizi punya tugas peranan yang penting dalam memberikan komunikasi informasi edukasi atau yang dikenal KIE, tentu saja dengan porsinya masing-masing.Â
Penyuluhan dapat dilakukan dalam instansi kecil seperti RT atau RW, ke kantor- kantor yang memang dibutuhkan bahkan kelompok kecil seperti ibu -- ibu arisan, kelompok pengajian dsb. Â Semakin sering memberikan informasi kesehatan yang benar kepada masyarakat awam akan semakin berkurang mitos-mitos yang sudah melegenda di pikiran masyarakat kita.Â
Dengan begitu, bila masyarakat sudah paham akan dengan sendirinya mulai terbentuk kebiasaan baru yang tidak menimbulkan tingginya angka kesakitan dan kematian di negara ini. Kalau saya mau bahas angka kesakitan di Indonesia, tentu beberapa penyakit kita menduduki 3 peringkat tertinggi di dunia lho! Â bukan mau menakut-nakuti tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan.
Selain kesehatan, dalam kehidupan sehari- hari pemberian informasi dan edukasi sangatlah penting. Saya ambil contoh pertama, Â asuransi kesehatan yang dipakai di Indonesia yaitu BPJS, sangat penting untuk memberikan informasi kepada penggunanya agar tidak terjadi miskomunikasi di kemudian hari. Apa saja yang bisa menjadi hak dan kewajiban pengguna.Â
Contoh kedua calon pemimpin daerah juga wajib untuk memberikan informasi mengenai dirinya, apa yang menjadi visi misi dalam membangun daerahnya sehingga menjadi acuan kenapa harus dia yang kita pilih. Jangan sampai keluar istilah membeli kucing dalang karung.Â
Ketiga, relasi seperti berteman atau pacaran bila tidak nyambung dalam berbicara pasti enggan untuk melanjutkan pembicaraan atau bahkan menyudahi hubungan tersebut. Tetapi bila komunikasi dilakukan dengan benar bagian mana yang bisa terjadi miskomunikasi pasti tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.Â
Seperti menulis di blog ini, sebisa mungkin saya bertanggung jawab seperti yang terjadi di lapangan supaya tidak terjadi miskomunikasi pada pembaca. Dan kita juga terbebas dari informasi palsu (hoax) yang tidak jelas kebenarannya.
Dengan begitu pemberian komunikasi, informasi dan edukasi akan menjadi seimbang antara apa yang disampaikan dan yang diperoleh. Supaya yang tidak tau menjadi tau, yang sudah tau bisa menerapkan dalam kehidupannya sehari- hari, dan yang sudah terbiasa bisa menularkan ke orang-orang di sekitarnya. Komunikasi yang tepat juga mengubah pola pikir dan cara pandang kita agar tidak sempit lagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H