Semenjak merebaknya Covid -19 di dunia terutama di Indonesia, penggunaan masker menjadi salah satu kewajiban dasar dalam protokol kesehatan.Â
Bila bepergian ke luar rumah pastikan barang ini tidak boleh dilewatkan untuk dipakai atau bagi sebagian orang hanya membawa saja sekedar jaga -- jaga saat memasuki tempat-tempat umum seperti: Pasar Swalayan, Rumah Sakit, kantor-kantor pemerintahan dan tempat-tempat lain.
Dari banyaknya populasi manusia di negara ini, segelintir saja masyarakat yang menyadari bahwa penggunaan masker sangat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, bahkan sebelum meledaknya pandemi Covid -19 ini.
Mereka memakai masker dengan alasan agar terhindar dari polusi udara saat melakukan perjalanan, polusi saat bekerja di pabrik atau restoran, mencegah menularkan penyakit kepada orang yang dijumpainya. Terutama saat bekerja di Instansi Kesehatan, kadang -- kadang hanya untuk menutupi identitas diri (dibaca: sebagai selebritis ).
Sedangkan bagi sebagian orang merasa risih jika harus bepergian dan beraktifitas dengan menggunakan masker---apalagi di masa sekarang---dimana pemerintah mewajibkan untuk memakai masker. Padahal pemakaian masker sebelum dan semasa pandemi ini sangat besar manfaatnya bagi si pengguna dan orang lain.
Di atas sudah dipaparkan kaidah penggunaan masker, yakni untuk menghindari polusi, menjaga keamanan diri saat bertemu dengan orang sehat tatkala kita sakit. Menjaga keamanan diri dari droplet  mulut kita maupun orang lain.
Perlu diketahui bahwa penularan penyakit yang berasal dari droplet atau percikan air ludah manusia tidak hanya dari virus Covid-19 saja, tapi juga dari virus influenza sehingga menimbulkan gejala common cold.Â
Bisa juga dari virus TBC atau dikenal Tuberculosis yang berasal dari kuman bakteri M. Tubercullosis, dimana Indonesia menduduki peringkat ketiga pada tahun 2019, dilansir dari situs online.
Bagi penulis, penyakit TBC merupakan penyakit yang menyeramkan namun sangat diremehkan oleh masyarakat Indonesia.
Penggunaan masker sangatlah sederhana. Model masker juga tidak harus melulu dengan warna dasar tetapi hasil kreatifitas masyarakat Indonesia. Masyarakat yang membuat masker harus kreatif, terutama warnanya harus menarik dan corak kainnya berasal dari daerah masing-masing. Apalagi Indonesia terkenal dengan batiknya serta tenun.
Asalkan tidak melewati batas- batas keamanan si pengguna masker. Pemakaian masker sendiri juga terbagi berdasarkan jenis masker tersebut, seperti masker kain yang tidak melebihi 4 jam dan dapat dicuci kembali. Masker sekali pakai atau biasa disebut masker medis tidak melebihi 8 jam.
Penulis berharap, penggunaan masker menjadi budaya di Indonesia. Masyarakat memakai masker bukan karena terpaksa tetapi karena berangkat dari kesadaran yang sama, yakni menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain agar lebih sehat. Ayo kita pakai masker!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H