Mohon tunggu...
Lim Jung Jie
Lim Jung Jie Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis dan Content Creator
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hallo ,Salam buat semuanya :) Saya ingin belajar menjadi penulis,melalui tulisan ini saya harap dapat meningkatkan skill ku dalam menulis :) Terima kasih yang sudah berkunjung dan membaca artikel kecil saya :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diariku Part 1

27 Agustus 2022   10:14 Diperbarui: 27 Agustus 2022   10:15 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu pagi,ingin rasanya aku berberes beres. Ntah ada angin apa atau pun jin mana yang memerintahkan tubuhku untuk segera merapikan barang barang yang keliatan sangat berantahkan dikamar. 

Satu persatu kubereskan,kuambil sapu dan kemoceng memulai pangilan jiwa kecil ku untuk segera membereskan sebelum hari semakin siang. Bukan namanya berberes jika tidak sambil bongkar dan lihat lihat sambil bernostalgia kecil dengan tumpukan barang dari masa lalu ku, Yang mencuri perhatian adalah sebuah buku diari putih dengan tulisan cover depan nya Luck and Happines. 

Kubaca satu persatu dan terkumpul memori pada saat saya menulis diari ini,ada beberapa hal yang berkesan yang akan saya sharing untuk diriku intropeksi kedepannya. 

Terbaca di diari ku,

Goresan 16 September 2010

"Hari ini aku sangat kesel,budak budak sudah mampus kali.

Tak ada ngasih kabar ke aku,ngape kayak gitu beh.

Teman ku semalam ultah dan aku lupa ucapin ke dia,

bingung dan hidup ga berwarna"

Dalam hal ini,mungkin karena usia masih remaja dimana masih membutuhkan teman untuk berkomunikasi. dan flasback kali ini membuatku terasa sedikit mengelikan , dalam benak ku " Agak random ya masa remajaku "

Ku lanjut lagi ke lembaran berikutnya 

Ada puisi random tanpa judul,berbunyi :

Inginku menangis,tapi air mataku telah habis 

Inginku merenungi semua yang dipikiranku

Pikiran yang kacau

Tanpa ada sebuah cahaya yang dapat meneranginya

Hanya dapat berdoa,agar memperoleh sesuatu yang indah

pikiranku dapat terlepas dari segala yang menyiksa pikiranku

oh tolonglah saya ...

"Makin mengelitik ya diariku" Ujarku

Semakin ku skip lembar perlembar di mana aku menemukan makin alay nya di masa remajaku,dan banyak tulisan di diariku 

yang membuat diriku bertanya tanya " apakah itu diriku ? " 

Memang ya suatu masa lalu jika di flashback lagi terasa seperti membuka album lama dan menuju ke dunia pada saat kita menulis
diari itu. 

ingin ku lanjutkan untuk kembali membaca buku diariku,tetapi tiba tiba ada orang yang membunyikan bel di bawah. 

dan aku lekas turun ...

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun