Mohon tunggu...
Gin Vdk
Gin Vdk Mohon Tunggu... -

seorang pendosa yang hidup dalam segala bentuk konspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

#Orapopo

31 Mei 2016   04:22 Diperbarui: 31 Mei 2016   04:36 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Branding

logo-wisata-indonesia-574cabda93fdfd710d372b90.jpg
logo-wisata-indonesia-574cabda93fdfd710d372b90.jpg

Soal potensi Sumber Daya Manusia Indonesia tak bisa diremehkan, saya akui Indonesia memang adalah bangsa pekerja, seperti kutipan Pramoedya Ananta Toer

“Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain.”

Membayangkan berapa banyak produk-produk ternama dunia yang sebagian besar tenaga kerja kasarnya adalah orang Indonesia. Enterpreuner Indonesia mengejar pendapatan segila-gilanya padahal dengan membunuh waktu para pekerjanya tanpa mengangkat bakati sehingga Penyaluran Jabatan didalam Perusahaan tidak sesuai potensi.

Pokok Branding bukanlah itu tapi bagaimana membangun kepercayaan dan menggubah pekerja kasar menjadi tenaga handal. Entrepreuner Indonesia masih memandang rendah pekerja kasar ini dengan upah rendah dan jam kerja paksa, mereka adalah andalan sebenarnya suatu substansi.

Inti membangunkan kembali Brand Indonesia adalah meyakinkan pelanggan tak lari dari produk adalah Inovasi.Baiklah upah yang diberikan terbatas namun setidaknya ada upaya untuk membentuk pelatihan tenaga kerja, sehingga potensi yang dimiliki tenaga kerja makin berkembang.atau bisa pula memberikan dana cangkok bagi tenaga kerja berprestasi, dana cangkok ini nantinya untuk dikembangkan si pekerja untuk membangun Home Industri,

Disinilah sebuah Pentingnya sorotan Pemerintah agar Perusahaan Dalam Negeri menerapkan Prinsip Koperasi, hal tsb kedepannya dapat membentuk hubungan kerja sama aktif antar Perusahaan Dalam Negeri. kenyataannya, para Enterpreuner Indonesia berusaha membangun Usahanya masing-masing bahkan saling sikut-menyikut dan alhasil upaya membangun Branding Produk Dalam Negeri kian terkubur.

baiklah, lagi-lagi kecolongan 2-0 dari strategi lawan

3. Aphatis

Sempat saya katakan bahwa adanya keterlambatan dalam Akulturasi budaya, harusnya kita mengenali sejarah bahwa sanya proses kebangkitan Akulturasi pada era 1900 telah menstimulus upaya untuk bangkit dari keterpurukan dalam penjajahan, dari perwakilan masing-masing suku telah banyak menciptakan Inspirasi dan Ruang Tukar pikir untuk membentuk hubungan sosial yang mapan dan terarah melalui Peguyuban/Perkumpulan hingga akhirnya kesamaan Visi-Misi menuju Organisasi. bukan begitu sodara-sodara? hehee

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun