Emir memang begitu, ada kalanya dia menjadi Pribadi yang Menyenangkan,dan berubah menjadi Dewasa. Kadang, wana tak bisa menebak teka-tekinya. Seperti saat pertama mereka bertemu.
***
Langit senja, mulai menampakkan keindahan di tempat kaki wana berinjak. Kota kecil yang disebut 'Ambarawa',memang tak sebesar Jogjakarta. Meski jaraknya, hanya beberapa kilometer dari kota kelahirannya. Dan panorama alamnya,juga tak kalah indah dengan kota itu. Hanya saja,ada sedikit yang berbeda. Di sini,dia tak akan bertemu dengan pacarnya. Pacar,yang sudah menemani selama satu tahun.
"Bay,aku sudah sampai Ambarawa. Mungkin,hanya 3 tahun aku tinggal disini." Satu pesan singkat,telah terkirim.
Hubungan jarak jauh yang kini dijalani,meski ada sedikit ragu. 'Aku percaya Kau. Tapi,kau juga percaya sama aku' berkat kata itu, yang keluar dari mulut Bayu,wana tak ragu menjalaninya.
"Jaga hati,jangan genit!" satu pesan, yang membuat senyum wana mengembang.
"Too :p" sesingkat itu balasannya,tidak adil.
***
Dengan mantap,Wana menelusuri jalan setapak area persawahan di kota kecil itu. Ditemani kamera digital berwarna hitam,dan tas kecil tempat handphone. Ia mulai memainkan tombol di kameranya.
"Beautifful" batinnya
Baground matahari terbit,dan langit pagi di kota kecil ini,tersimpan dalam memory.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H