Mohon tunggu...
scholastica wahyu pribadi
scholastica wahyu pribadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - produser

Direktur Loka Seni Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bregada Rempah Handayani Drama Musikal Produksi Gunungkidul

21 Desember 2021   19:20 Diperbarui: 21 Desember 2021   19:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pertunjukan Bergada Rempah Handayani Karya Scholastica Wahyu Pribadi, yang bekerjasama dengan Loka Art Studio merupakan program pertunjukan yang dibiayai oleh fasilitasi bidang kebudayaan. Pertunjukan ini mengambil esensi dari rempah rempah jawa yang kemudian di sterilisasi atau diperindah dalam bentuk gerak tari, musik, drama, dan juga visual untuk memperlihatkan kekayaan rempah-rempah dan mengenalkan rempah-rempah kepada semua kalangan baik untuk anak-anak maupun orang tua.

Banyak permasalahan di Indonesia karena krisis identitas baik untuk perusahaan, daerah, komunitas maupun ide kreatif untuk mewujudkan sebuah kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki Indonesia bisa dijadikan dalam bentuk apapun, namun dorongan untuk mengelola dan mengembangkan rempah-rempah menjadi sebuah Brand Identity atau dentitas diri masih sangat tergolong rendah. 

Krisis identitas yang dialami menjadi sebuah konflik atau masalah yang perlu diatasi dewasa ini, karena Indonesia memiliki beraneka ragam identitas yang masih bisa dikelola dan dikembangkan harus.

Pemerintah masyarakat dan juga sekolah dan seluruh elemennya memiliki sumber daya manusia yang bisa meningkatkan identitas Indonesia menjadi sebuah identitas yang dapat dikelola dengan baik dan juga direpresentasikan di Internasional.
 
Karya ini ditulis oleh sutradara M. Ahmad Jalidu sekaligus penulis naskah dengan organizer oleh Loka Art Studio karya ini memiliki tokoh utama Nini Kemukus, sebagai simbol rempah-rempah tertua dan asli Pulau Jawa. Pertunjukan ini dikonsep sesuai dengan pementasan broadway atau drama musikal didukung dan diselenggarakan secara langsung dengan tata kelola lampu, tata kelola panggung dan juga pengelolaan artistik disesuaikan dengan latar belakang cerita Bergada Rempah handayani.

Tema pertunjukan drama musikal "Bregada Rempah Handayani" adalah tentang rempah-rempah. Kisah yang diangkat adalah karya fiksi bernuansa mitos dan legenda yang diinspirasi dari peristiwa sejarah berdirinya Kabupaten Gunungkidul namun dikaitkan dengan situasi pandemi yang sedang terjadi saat ini. Alkisah pada suatu masa, Ratu negeri Yogyatarum, memerintah Adipati Daksinarga (pemimpin Gunungkidul) memindahkan pusat kadipaten dari Karang Punjung ke alas Wonosari.

Dikisahkan alas Wonosari adalah hutan yang angker dan lebat, serta dipenuhi pohon- pohon purba yang besar. Di tengah proyek pembabatan hutan, para prajurit banyak yang gugur dan mengalami penyakit aneh mematikan yang disebut sebagai serangan dari mahluk tak kasat mata bangsa Patogeni (mahluk Patogeni, mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia). 

Dalam waktu singkat penyakit itu menyebar ke seluruh wilayah kadipaten dan membuat rakyat menderita. 

Kemudian Sultan di Yogyatarum mengirimkan bantuan berupa satu bregada pasukan khusus bernama Bregada Rempah Handayani. Bregada ini bukan sebuah brigade militer, tetapi para abdi keparak jampi, sekelompok abdi dalem perempuan peracik jamu berbekal tenggok berisi aneka empon-empon (tanaman obat). 

Disebut dalam cerita, bahwa di dalam empon-empon tersebut bersemayam mahluk dari bangsa Patokamya (senyawa fitokimia) yang ampuh melawan bangsa Patogeni (patogen).

Ide mengenai rempah-rempah ini dimunculkan dalam konsep pertunjukan sebagai sarana untuk memperbincangkan kembali kekayaan rempah nusantara kita, yang telah tercatat dalam cerita-cerita sejarah selama berabad-abad yang lalu, bahkan jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa memperdagangkan rempah-rempah di masa
 
kolonialisme. Seluruh rangkaian pertunjukan dapat ditonton perdana di kanal Youtube LOKA FESTIVAL mulai tanggal 12 Desember 2020.

Kadipaten Daksinarga, suatu wilayah di negeri Yogyatarum. Untuk mengatasi berbagai persoalan kemakmuran, sang Raja memerintahkan Adipati untuk memindah kota kadipaten ke hutan angker bernama Alas Wonosari. 

Di tengah proyek pembabatan hutan, para prajurit mengalami penyakit aneh mematikan akibat serangan makhluk tak kasat mata dari bangsa Patogeni. Untuk membantu mengatasi wabah ini, sang Raja mengirimkan satu brigade khusus bernama Bregada Rempah Handayani, yakni sekelompok perempuan yang menggendong suatu tumbuhan, yang di dalamnya bersemayam makhluk dari bangsa Patokamya, yaitu musuh besar Patogeni. Dapatkah Bregada Rempah Handayani mengatasi wabah itu?

Pertunjukan drama musikal memang saat ini sudah sangat populer di Indonesia, berkiblat dengan gaya pengelolaan broadway menjadi sebuah titik acu beberapa komunitas atau perusahaan di Indonesia untuk menghasilkan drama musikal yang sesuai dan bisa diterapkan di Indonesia.

Drama musikal ini dinilai sangat mudah dan juga dapat diterima semua kalangan untuk mengenalkan ilmu kreativitas kepada masyarakat luas. Pengelolaan drama musikal seharusnya bisa menjadi pertunjukan kolaboratif musik, tari, drama dan juga tata lampu dan bisa menarik dan mengunggulkan Identitas Indonesia. 

Pertunjukan menjadi salah satu contoh bahwa rempah dan ruang lingkupnya masih bisa menjadi daya tarik dan juga kekayaan intelektual yang bisa dikembangkan dalam bentuk animasi, film, dan juga karya musik yang lainnya. Terbukti dari karya ini mampu mendapatkan sponsor senilai Rp 567.000.000 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai karya untuk pelestarian rempah dan menjadi identitas kabupaten Gunungkidul.

Pada dasarnya karya berbasis tak benda, atau kekayaan tak benda saat ini perlu dikembangkan dengan berbagai cara karena banyaknya identitas-identitas Indonesia yang mulai luntur dan hilang maka dari itu butuh sekali berbagai macam upaya untuk peningkatan potensi identitas dan juga kekayaan intelektual dalam bentuk karya karya tak benda yang harus didokumentasikan dalam bentuk tulisan,media cetak,media digital maupun dalam bentuk karya seni pertunjukan yang dipentaskan secara hybrid (luring dan daring). Dikutip oleh wawancara bersama Darmawan Dadijono Bergodo
 
Rempah Handayani merupakan sebuah konsep sederhana karena merupakan kejadian yang sudah terjadi dan dengan pengalaman serupa yang pernah dialami sutradara, penata tari dan semua yang berkolaborasi dalam ini kemudian diolah menjadi sesuatu yang kompleks. 

Dan dengan kekayaan ke kayaan yang dimiliki oleh Scholastica Wahyu Pribadi seperti kekayaan dalam koreografi Kompleksitas tersebut menjadi sebuah karya yang menarik dan mempunyai makna yang luar biasa, sehingga masih dapat dikembangkan lagi.

Dikutip dari wawancara bersama Jenny Park, Bergodo Rempah Handayani menghasilkan semangat yang luar biasa dan melalui pengalaman tersebut diharapkan mampu mendapatkan sesuatu yang tertanam dihati para pemain dan semangat untuk tidak berhenti sampai sekarang. Dan dengan kekuatan seni tersebut akan menularkan konsep-konsep baru yang akan mengembangkan rempah-rempah sebagi identitas.

Dikutip dari wawancara bersama Ahmad Jalidu hal yang cukup rumit adalah menyatukan anak-anak. kalau rempah rempah sudah dianggap menjadi sejarah nusantara tetapi khusus gunungkidul disilangkan dengan sejarah gunungkidul. Hal ini menjadi tantangan saya sebagi sutradara untuk menerangkan mengenalkan dan juga membentuk karya drama musical ini untuk lebih menarik dan mengesankan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun