Mohon tunggu...
Zack De La Rocha
Zack De La Rocha Mohon Tunggu... -

karyawan kantoran,suka makan (asal jangan jeroan + sea food), doyan film (asal jangan sinetron), suka musik (asal jangan dangdut&semacamnya), tampang pas2xan tp tetep optimis,plin-plan tp keras kepala,ga punya keluarga,gak punya sodara, gak punya banyak teman gak punya banyak rambut, gak punya apa-apa(sementara),daaan "amatiran" that's it 1st folks

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penampakan Kuntilanak di Roxy

1 Desember 2011   08:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:58 3028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya gak habis pikir kenapa kemarin macet sekali saat hendak melewati jembatan roxy, kirain ada kecelakaan, kirain ada jambret ketangkep, kirain ada shooting sinetron bertele-tele, kirain ada pejabat sedang tebar pesona-umbar janji manis...eiitss...tau kah apa yg sebetulnya terjadi di kerumunan disana.

Tidak jauh di bawah jembatan itu ada pohon yang cukup lebat yang konon katanya terlihat ada penampakan kuntilanak. YA...kuntilanak (bener gak nulisnya?)...yang mana sedang heboh karena ada sang maestro (dukun atau ahli tangkap roh gaib) yang sedang serius melakukan pekerjaannya untuk menangkap mahluk "mistik" tersebut dengan segala macam jurus dan perlengkapannya. Mana macet..mana capek..letih lesu suntuk laper karena pekerjaan..saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah saja. Pagi-pagi sudah dapat broadcast massage di BBM bahwa "acara heboh" kemaren terekam dan sudah beredar di dunia maya (a.l : Youtube dan VU Clip). Beragam komentar dilontarkan, begitu pula di kantor jadi bahan omongan makan siang.

Saya gak mau komentar tentang si Kuntilanak, karena saya tidak kenal dia, saya tidak pernah kerja satu kantor sama dia, saya juga gak pernah dapat mata kuliah tentang mahluk gak jelas ini. Terlepas ada tidaknya eksistensi ini mahluk, justru saya mau komentarin orang yang komentar :

1. Kok bisa2xnya belum kenal atau paham dengan mahluk tersebut (seluk beluk dll-nya), sudah bisa "maen hakim" bilang itu adalah Kuntilanak??bukan kuntilbapak, bukan kuntilemak, bukan alien, bukan efek visual dari pihak tertentu??

2. Anggap dia (Kuntilanak) itu benar2x ada, lalu kenapa, bagaimana kita bereaksi kan belum pernah ada SOP atau Sosialisasi dari departemen atau Lembaga yang terkait?

3. Ini kan bangsa yang meng-claim sebagai bangsa yang katanya religius, kan harusnya percaya pada Tuhan saja (terserah mau agama-nya apa),  lalu kenapa bukannya beribadah doa kepada Tuhan-nya, tapi malah serius tidak bergeming penasaran setengah mati konsentrasi untuk mencari dan melihat sendiri mahluk-mahluk yang konon katanya "jahat" ini??Apa untungnya??apa khasiatnya??apa manfaatnya??buat macet heboh aja yang dirasakan pengguna jalan kemarin.  >.<"

Di Jakarta macet sudah bukan barang mahal lagi, sudah kita direpotkan dengan kedisiplinan pengguna jalan yang mental nya seenak jidat, belum lagi ditambah kondisi jalanan yang tidak layak, ditambah lagi acara penampakan mahluk-mahluk yang mungkin juga sedang mengalami stress di dunia-nya atau nyasar karena nyari alamat kerabatnya?!?

Silahkan anggap tulisan saya ini sebagai cur-col (curhat colongan), tapi jika Anda di posisi saya kemarin, pasti lah Anda baru mengerti kenapa saya lebih benci macet ketimbang si Kuntil ini.

Salam,

Schnitzel

NB : artikel pertama gabung dengan kompasiana, maaf jika ada salah penulisan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun