Mohon tunggu...
Schmuel Matthew Muhea
Schmuel Matthew Muhea Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seorang siswa SMA

"Orang menuntut kebebasan berbicara sebagai kompensasi atas kebebasan berpikir yang jarang mereka gunakan." -Søren Kierkegaard

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kierkegaard: Menjadi Seorang Manusia

1 Maret 2022   12:00 Diperbarui: 1 Maret 2022   12:03 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: wikipedia.com/La Biblioteca Real de Dinamarca

Kierkegaard sangat sedih melihat Kekristenan yang terjadi pada zamannya. Banyak orang yang pergi ke gereja hanya sebagai ritual sehari-hari dan kehidupannya sangatlah sekuler. 

Kierkegaard merasa yang bertanggung jawab atas hal ini merupakan pemikiran Hegel. Hegel meninggalkan konsep individu sehingga, manusia lebih tereduksi menjadi kelompok. Kemampuan subjektif manusia/komitmen pribadi tidak dianggap pada masa itu karena Hegel lebih mengutamakan suatu hal yang bersifat komunal. Ajaran Hegel membuat manusia tidak bertanggung jawab karena hampir semua tanggung jawab dilemparkan pada komunal. 

Hubungan pribadi dengan Tuhan sudah tidak dipentingkan lagi. Banyak orang yang percaya akan injil tetapi tidak semua orang mau melakukannya/mempraktikkan yang sudah diajarkan. Maka, Kierkegaard mendorong semua umat Kristen untuk menjadi otentik dan cara untuk menjadi manusia otentik adalah dengan berkomitmen. 

Dengan adanya komitmen hidup manusia bisa menjadi lebih berkualitas (lebih berarti). Kierkegaard berpikir bahwa eksistensi seseorang harus dipertanggungjawabkan secara individu. Bereksistensi menurut Kierkegaard adalah bahwa saya tidak bisa direduksi dalam masyarakat. 

Eksistensi seseorang secara personal dan otentik bisa didapat jika sudah melewati 3 tahapan hidup yang sudah dibahas sebelumnya. Kierkegaard mengatakan bahwa hanya saya yang bisa mengambil keputusan bagi diri saya sendiri dan tidak boleh diwakili oleh siapapun (eksistensialisme).

Menjadi sebuah diri bisa dibagi menjadi 2 hal. Pertama adalah diri sebagai substansi, hal ini ada pada hakikatnya. Kedua adalah diri sebagai subjek. Diri sebagai subjek bisa kita lihat pada kalimat Descartes mengenai dirinya yaitu “Cogito Ergo Sum”, “Aku berpikir maka aku ada”. Kedua hal ini bisa menjadikan seseorang menjadi “wujud” manusia. Untuk menjadi diri sendiri ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi yang pertama adalah this sickness not unto death dan yang kedua adalah sickness unto death yang berarti bahwa kita ingin menjadi orang lain dan menolak untuk menjadi diri sendiri.

Permasalahannya pasti ada, tetapi juga penting dengan siapa menjalani pergumulan tersebut. Menjadi diri sendiri adalah suatu proses untuk menggali potensi dan harus dilakukan dengan tanggung jawab. Manusia yang gagal menjadi diri sendiri akan menjadi manusia yang putus asa dan hal ini terjadi karena pilihan manusia. Sedangkan jika Tuhan yang memilih jalan tersebut dan kita menjalaninya maka kita bisa menjadi berhasil dengan bertanggung jawab. Tetapi ketika kita berontak, kita bisa gagal dan harus menanggung konsekuensi yang menyakitkan.

Semua hal ini pasti terjadi dalam kehidupan manusia yang mau berusaha untuk bisa menjadi manusia yang terbaik dalam hidupnya. Entah dia ingin menjadi baik bagi satu orang secara khusus, bagi Tuhan, ataupun bagi sesamanya, ataupun bisa juga bagi Tuhan dan bagi semua orang yang hidup bersama-sama dengannya. Tetapi penulis ulangi bahwa yang terpenting adalah hidup dengan jujur dan setia di hadapan Tuhan, coram deo.    

sumber: edsitement.neh.gov
sumber: edsitement.neh.gov

   

Pemikiran Kierkegaard Mengenai Media Sosial:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun