Mohon tunggu...
Scheling Wibowo
Scheling Wibowo Mohon Tunggu... -

Simply unordinary girl / food enthusiast / art lover

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Cinta Pertama : Bukan Cinta Biasa

10 Februari 2012   15:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:49 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13288860692086561432

Tepat tanggal 1 Februari yang lalu, seorang teman mencantumkan status “February is The Month of Love” di Blackberry-nya. Ya, memang Februari identik dengan cinta dan berbicara tentang cinta memang tiada habisnya, ada yang mengatakan indah, membingungkan, membakar, yang pasti bukan biasa-biasa saja.

Jatuh cinta, tidak salah jika dikatakan jatuh, karena memang terjadi tiba-tiba dan tidak pernah direncanakan. Cinta juga “tidak memilih” dengan siapa kita jatuh cinta. It just happen. Kalau boleh saya bertanya, berapa umur Anda saat Anda jatuh cinta pertama kalinya? 15 tahun, 25 tahun atau 35 tahun? Kapanpun bisa, karena tidak ada batasan umur untuk cinta pertama.

Satu hal yang saya mengerti cinta dan suka adalah hal yang berbeda. Saya suka dengan pacar saya yang pertama tetapi saya tidak cinta dia pada awalnya. Mungkin dulu lebih sering "suka monyet" ketimbang "cinta monyet", hahaha. Menurut saya, suka itu mudah, saya suka karena...... saya suka ketika.... saya suka saat kamu berbuat...... Suka ada alasannya, tetapi cinta? Suka dapat berkembang menjadi cinta, saat ada penerimaan dan pengorbanan. Maka itu disebut sebagai we make it (love) happen. Semakin dalamnya cinta orang itu akan semakin dalam pula pengorbanannya. Anda belajar mencintai seseorang dan dari bersyarat menjadi tanpa syarat.

Bulan lalu saya nonton kembali Film Valentine’s Day (2010) ada adegan yang cukup menyentuh, yaitu saat seorang tokoh mengatakan demikian “When you love someone, you love all of them... you gotta love everything about them, not just the good things but the bad things too. The things that you find lovable and the things you don't”. Singkatnya, saya mencintai dirimu apa adanya, kebaikanmu dan juga kelemahanmu.

Kembali ke kisah cinta pertama tadi, dulu saya tidak akan pernah berpikir bisa berkorban bagi seseorang, saya tidak berpikir dapat menerima seseorang dengan cara seperti itu. Sebagai seorang yang logika dominan, perasaan seperti ini tidak akan pernah muncul sebelumnya. Ya, cinta telah membuatmu aneh, melakukan hal diluar kebiasaan, dan merasa senang dan tenang saat jumpa, merasa khawatir saat dia susah. Pertama kali merasakan cinta, pertama kali merasa tidak biasa, karena cinta, hidupmu tak akan sama dan cinta pertama tidak akan pernah menjadi biasa biasa saja.

Kisah ini berakhir sampai disini, karena mencintai adalah pilihan, to love is to risk not being love in return. Cinta adalah perasaan, belajarlah mengungkapkannya, baik dalam kata dan perbuatan. Mencintai juga berarti mendukung dengan tulus dan memberikan ruang untuk berkembang bagi orang itu. Ini adalah cinta awal, cinta pertama, tumbuh cepat namun bermakna, seperti sebuah kutipan dari Nicholas Sparks dalam bukunya “The Notebook” – “The first time you fall in love it changes your life forever and no matter how hard you try, that feeling just never goes away.” Mungkin akan ada cinta berikutnya dan semoga akan datang cinta terakhir. Aah bulan Februari, kau memang membangkitkan suasana romantis di hati..  Love is in the air ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun