Mohon tunggu...
Fauzia A
Fauzia A Mohon Tunggu... -

mahasiswa hubungan internasional tingkat tiga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Goodbye, Lenin," Cinta, Ibu, dan Sedikit Komunisme

23 Februari 2012   15:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:16 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Goodbye, Lenin! adalah film Jerman yang disutradarai Wolfgang Becker. Film ini dirilis sudah cukup lama, sekitar tahun 2003.  Teman sekelas saya, Thomas, pernah merekomendasikannya di kelas bahasa Inggris. Saya menemukan DVD nya baru beberapa bulan kemudian di rental dekat rumah. Tidak perlu berpikir dua kali untuk meminjamnya karena trailernya sangat menarik. Genre film ini adalah tragikomedi. Dapat dipastikan bahwa sepanjang film saya merana karena  tidak tahu ingin menangis atau tertawa.

1330012267523603412
1330012267523603412
Jerman, tahun 1990.  Christiane (Katrin Saß), ibu Alexander (Daniel Bruhl) baru saja terbangun dari koma setelah 8 bulan. Dokter memperingatkan Alexander agar berhati-hati dalam menangani sang ibu. Jika Christiane mendengar berita yang membuatnya syok berat, mungkin nyawanya tidak akan tertolong lagi. Selama Christiane terbaring di rumah sakit, segalanya telah berubah. Tembok Berlin runtuh. Jerman Timur dan Jerman Barat pun telah bergabung. Masalahnya, Christiane adalah pendukung serta aktivis sosialis yang berjuang agar Jerman menjadi negara sosialis... Alexander pun harus memutar otak agar Christiane jangan sampai mengetahui hal ini. Segala hal dilakukan Alexander untuk meyakinkan ibunya bahwa Jerman Timur masih berdiri. Perjuangan Alexander dalam meyakinkan ibunya dikemas secara humoris, namun meninggalkan rasa sesak dan pahit di dada.  Ketika ibunya bilang ingin menonton televisi, bersama sahabat baiknya, Alexander membuat stasiun televisi bohong-bohongan yang berisi berita tentang kesuksesan komunisme. Ketika ibunya bilang ingin makan kacang kalengan kesukaan, Alexander yang kalang kabut karena produk itu sudah digantikan produk impor Amerika mengganti kalengnya dengan kaleng-kaleng lama. Lambat laun kita tahu bahwa penyebab koma Christiane adalah ketika beliau menyaksikan Alexander ditahan polisi pada demonstrasi tahun 1989. Sebelum ibunya koma, Alexander adalah reporter televisi. Ibu Alexander syok berat karena mengetahui bahwa Alexander ternyata menentang sosialisme. Satu per satu rahasia keluarga pun mulai terbuka. Alexander yang selama ini meyakini bahwa ayahnya meninggal di perbatasan Jerman Barat saat bertugas menemukan bahwa sebenarnya selama ini sang ayah masih hidup. Sewaktu Alexander masih kecil, keadaan di Jerman Timur begitu buruk sehingga ayah Alexander memutuskan mencari kerja di Jerman Barat. Seharusnya, Alexander beserta ibu dan kakak perempuannya segera menyusul setelah ayah Alexander menemukan tempat tinggal disana. Tetapi, ibu Alexander, entah takut, entah karena beliau adalah aktivis sosialis, memutuskan untuk tetap tinggal di Jerman Timur dan berbohong kepada Alexander dan kakaknya perihal sang ayah. Alexander dan kakaknya menemukan berbundel-bundel surat dari sang ayah yang disembunyikan Christiane di balik lemari. Saat Christiane kembali jatuh sakit dan divonis dokter bahwa usianya tidak panjang lagi Alexander memutuskan untuk menemui ayahnya di alamat itu. Ternyata sang ayah telah menikah lagi dan mempunyai anak. Film ini juga berfokus pada hubungan asmara Alexander dan suster muda yang merawat ibu Alexander. Berlawanan dengan Alexander yang "lembek", Lara adalah pribadi yang meledak-ledak dan dia tidak menyetujui perbuatan Alexander yang menutup-nutupi kenyataan dari ibunya. Film ini ditutup dengan kembang api dan monolog Alexander. Tak terasa begitu kredit diputar airmata saya mengalir deras. Sepertinya airmata yang mengalir adalah segala airmata yang tidak bisa keluar dari awal cerita karena saya waktu itu masih "galau". Saya tidak tahu apakah film ini bisa diperoleh di Indonesia, tetapi sepertinya DVD nya masih dijual di website jual beli online seperti amazon atau ebay.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun