Mohon tunggu...
Wasilatur Rahmah Siftia Rusydi
Wasilatur Rahmah Siftia Rusydi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Surabaya

Saya menyukai hal-hal yang berhubungan dengan manusia, proses berinteraksinya,dan hasil interaksinya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Alasan Mengapa Manusia Membutuhkan Motivasi

29 Oktober 2022   21:43 Diperbarui: 13 Juni 2023   10:28 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motivasi, salah satu kata yang sangat familiar di telinga kita semua, lalu apa yang dimaksud dengan motivasi? Motivasi merupakan suatu value atau nilai-nilai yang mempengaruhi dan mendorong manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya.

Sadirman (2005), seorang penulis yang juga berprofesi sebagai Dosen Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Yogyakarta membagi motivasi menjadi dua, yaitu:

  • Motivasi intrinsik atau singkatnya motivasi dari dalam diri seseorang. Misalnya: Seorang siswa belajar saat akan menghadapi ujian, selain karena kewajiban sebagai seorang pelajar, siswa tersebut juga sangat menyukai mata pelajaran yang akan diujikan.
  • Motivasi ekstrinsik atau singkatnya motivasi dari luar. Misalnya: Seorang siswa yang belajar karena takut dihukum atau karena ingin diapresiasi saat mendapatkan nilai ujian yang sempurna.

Melengkapi pendapat yang dikemukakan oleh Sadirman, penulis tersohor Malayu S.P Hasibuan (2005) membagi motivasi menjadi dua, yaitu:

  • Motivasi positif merupakan motivasi yang bersifat menghibur dan menyenangkan. Misalnya: seorang siswa dijanjikan akan diberi hadiah saat menjadi juara kelas.
  • Motivasi negatif merupakan motivasi yang bersifat menimbulkan perasaan tertekan dan terintimidasi. Misalnya: seorang siswa yang nakal dan sering bolos kelas akan diberi hukuman.

Kedua motivasi di atas pada dasarnya sama-sama bertujuan untuk mengarahkan siswa pada hal yang baik, akan tetapi apabila motivasi tersebut dilebih-lebihkan dan diaplikasikan tanpa pengawasan maka akan menjadi boomerang. Jika terus-terusan menggunakan motivasi positif yang mengiming-imingi siswa dengan hadiah, maka dikhawatirkan membuat siswa kecewa saat tujuannya tercapai namun tidak mendapat apa yang dijanjikan di awal. Kemungkinan kedua, siswa belajar bukan untuk meng-upgrade diri, namun haus akan pujian dan apresiasi. Sebaliknya, apabila menggunakan motivasi negatif tanpa adanya pengontrolan, bisa saja membuat siswa menjadi sangat tertekan yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan psikisnya.

Terlepas dari jenis-jenis motivasi di atas, motivasi adalah salah satu elemen penting dalam hidup manusia. Pernah tidak terlintas dipikiran mengapa acara Kick Andi dan Impossible yang dibawakan oleh Merry Riana selalu ramai dan dinantikan oleh penonton? Jawabannya karena kedua acara tersebut dapat menginspirasi, dan juga memotivasi. Saat menonton acara yang menyuguhi tentang kesuksesan seseorang, secara alami kita menginginkan untuk bisa sukses seperti orang yang kita lihat. Keinginan tersebutlah yang dapat menumbuhkan semangat. Motivasi adalah bahan bakar untuk mencapai tujuan. Ibaratkan mobil yang sedang mogok, akan bisa berjalan kembali setelah diberikan dorongan, begitupun dengan manusia, manusia membutuhkan dorongan untuk bisa kembali bangkit menghadapi hidup yang penuh dengan cobaan.

Motivasi bisa kita dapatkan dari mana saja. Bisa dari sikap, perkataan, dan pengalaman orang lain maupun diri sendiri. Akan tetapi, tidak sedikit orang yang bisa menemukan motivasi dalam dirinya sendiri, sehingga dibutuhkan pundak untuk bersandar dan perkataan yang menenangkan serta membangkitkan semangat dalam jiwa.  Ir Henrikus, S.Psi, M.Pd, seorang dosen dan pelatih hipnoterapi berkata bahwa, “Motivasi merubah belief seseorang sehingga dapat menghilangkan mental blok yang menjadi penghambat kesuksesannya. Dengan demikian memudahkan individu untuk merubah diri menjadi selalu positif”.

Siapa yang tidak kenal dengan Jerome Polin Sijabat? Seorang influencer, dan pengusaha (sekarang menjabat sebagai CEO Mantappu corp) inspiratif yang masuk forbes 30 under 30 asia pada tahun 2021. Dia merupakan sarjana matematika terapan Waseda University, Jepang, dengan beasiswa full. Jerome  memiliki mimpi untuk kuliah di luar negeri karena saat liburan tiba, teman-temannya di sekolah dasar IPH School pergi berliburan ke luar negeri. Jerome kecil juga ingin seperti temannya yang bisa traveling ke luar negeri, akan tetapi terhalang ekonomi keluarganya yang pas-pasan. Dari situlah keinginan tersebut muncul, semua komitmen, usaha, kerja keras dan pengorbanan dia lakukan, sampai pada titik dimana Jerome berhasil menggapai mimpinya. Saat ini Jerome menjadi motivator anak muda, terlebih lagi bagi mereka yang punya mimpi bisa kuliah di luar negeri. Motivasi sederhana di masa kecilnyalah yang mengantarkan Jerome pada kesuksesan yang diraih saat ini. Poin penting lainnya dari cerita di atas ialah adanya "keyakinan" bahwa dia bisa, meskipun berasal dari keluarga yang sederhana dan pernah gagal untuk mendapat beasiswa full di Nanyang Technological University Singapura, dia tetap memiliki keyakinan mimpinya akan terwujud.

Keyakinan ini berhubungan dengan hukum Law of Attraction, atau singkatnya hukum ketertarikan. Di dalam buku Law of Attraction oleh Michael J. Losier, terdapat kutipan menarik yang berbunyi, "Segala sesuatu yang saya pikirkan dengan segenap perhatian, energi, dan konsentrasi pikiran saya, baik hal positif maupun negatif, akan datang dalam kehidupan saya". Artinya, mindset atau pikiran manusia terhubung dengan semesta, karena apa yang dipikirkan manusia memiliki frekuensi yang sama dengan semesta. Saat kita ber-positive thinking tentang suatu hal, maka kemungkinan besar hal suatu hal yang positif tersebut akan menghampiri kita. Sebaliknya saat kita berpikiran negatif, maka hal-hal negatiflah yang akan menghampiri kita.

Terkadang kita sering menggunakan kata-kata: tidak, jangan, atau sejenisnya. Misalnya "Ayo diriku, jangan jadi orang pemalas" itu sama saja seperti memancing semesta untuk berkata bahwa aku adalah pemalas. Hal tersebut terjadi karena semesta tidak mengenal kata "jangan", dan hanya merespon frekuensi yang kira pikirkan. Akan lebih baik jika diganti dengan kalimat "Aku bisa produktif, aku adalah orang yang selalu bersemangat" secara sadar maupun tidak, jika perkataan tersebut selalu diulang-ulang maka lambat laun akan tertanam di alam bawah sadar bahwa kita adalah orang yang produktif dan bersemangat. Hukum Law of Attraction terjadi karena tiga proses yaitu:

1. Ask (meminta), kita harus tahu apa yang benar-benar kita inginkan, sampai semesta mengerti apa yang kita tuju

2. Believe (percaya), yakin bahwa apa yang kita inginkan bisa tercapai

3. Receive (menerima), tetap konsisten dengan apa yang kita inginkan, membayangkan momen bahagia saat impian tersebut bisa tercapai, sehingga semesta menghadirkan orang dan lingkungan yang kita anggap bisa membawa kita pada tujuan awal. Tentunya ketiga hal tersebut juga diimbangi dengan usaha dan doa yang sungguh-sungguh.

Agama Islam juga menjelaskan tentang hal ini, yaitu dalam suatu hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, berisi bahwa Rasulullah Saw. mengabarkan bahwa Allah berfirman, "Aku sesuai prasangkaan baik hamba-Ku, maka hendaklah dia berprasangka baik kepada-Ku sebagaimana yang ia mau". Hadis tersebut memerintah agar semua kaum muslimin berprasangka baik kepada Rabb-nya, karena Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai, maka berdoalah dengan hati yakin doanya akan dikabulkan.

Inilah peran penting motivasi, dan alasan mengapa manusia membutuhkan motivasi. Tentunya karena baik secara langsung maupun tidak langsung, secara cepat atau lambat. Perkataan, sikap, atau pengalaman yang berasal dari orang lain maupun diri sendiri mempengaruhi mindset manusia. Oleh karena itu, buang sejauh mungkin pemikiran dan potensi negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun