Sistem nilai tukar berperan dalam menentukan stabilitas ekonomi suatu negara. Dalam era globalisasi, kegiatan transaksi lintas batas semakin besar dan meningkat sehingga membuat nilai tukar sebagai salah satu aspek utama terhadap perekonomian internasonal. Sistem nilai tukar fleksibel dan sistem nilai tukar tetap merupakan dua sistem utama yang digunakan guna mengelola nilai tukar. Dimana setiap sistem ini menganjurkan mekanisme penyesuaian harga yag unik terhadap interaksi perubahan ekonomi baik secara global maupun local. Sebagai floating exchange rate system, sistem nilai tukar fleksibel menguatkan nilai tukar mata uang guna berfluktuasi berdasarkan kekuatan pasar tanpa mencampuri langsung dari pemerintah. Perubahan nilai tukar pada sisitem ini menunjukkan permintaan dan penawaran valuta asing yang dinamis. Karena disaat permintaan pada suatu mata uang meningkat, disini nilai tukar memainkan peran  untuk menguatkan  dan sebaliknya.
Penyeuaian harga dalam sistem ini berlangsung lewat mekanisme pasar di mana perubahan nilai tukar berdampak terhadap harga ekspor dan impor. Sebagai persamaan, apresisasi mata uang local atau domestic dapat menciptakan barang ekspor menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif di pasar internasional, sementara depresiasi mata uang dapat meningkatkan daya saing produk domestic. Di sisi lain, fixed exchange rate system menekankan pemerintah agar mempertahankan nilai tukar pada tingkattertentu melalui intervensi di pasar valuta asing. Ini menunjukkan bahwa pemerintah atau bank sentral harus membeli atau menjual mata uang asing guna menjaga nilai tukar tetap stabil. Dalam sistem ini, keuntungan utamaya yaitu stabilitas nilai tukar yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam perdagangan dan investasi internasional. Namun, sistem ini memiliki kelemahan dalam keterbatasan fleksibilitas dalam proses merespons perubahan ekonomi global. penyesuaian harga dalam sistem ini lebih berharap pada kebijakan pemerintah dan kemampuan mereka guna mempertahankan nilai tukar pada tingkat yang telah dipastikan.
Untuk memahami secara mendalam dinamika gerakan dalam penyesuaian harga dari kedua sistem nilai tukar tersebut. Dapat digunakan penelitian kualitatif dalam konteks ekonomi internasional yag dirumuskan dengan mengacu pada buku "International Ecomics" oleh Dominic Salvatore (2013) yang diterbitkan oleh Willey. Dimana dalam buku tersebut memberikan panduan mengenai teori dan prinsip ekonomi internasional, termasuk dinamika nilai tukar serta kebijakan moneter dan fiscal. Penelitian ini menggunakan metode desriptif analistis, yaitu metode dengan mengumpulkan data-data melalui studi literature dari jurnal-jurnal dan relavan. Lalu data yang telah dikumpulkan akan dianalisis guna memahami bagaimana berbagai kebijakan eonomi berdampak dalam penyesuaian harga dan stabilitas ekonomi dalam sistem nilai tukar yang berbeda. Analisis yang digunakan yaitu model kurva IS-LM-BP yang memungkinkan peneliti dapat menganalisis interaksi antara pasar barang, pasar uang dan keseimbangan pembayaran internasional. Sehingga dapat menunjukkan fleksibilitas nilai tukar dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam mencapai keseimbangan ekonomi dibandingkan dengan sistem nilai tukar tetap.
Dalam pustaka acuan ekonomi internasional, sistem nilai tukar mempunyai peran penting dalam menetukan stabilitas ekonomi suatu negara. Dalam bukunya "Internatonal Economics" oleh Dominick Salvatore menjelaskan perbedaan dan pengaruh dari sistem nilai tukar tetap tetap dan fleksibel terhadap perekonomian nasional dan internasional.
a.Sistem Nilai Tukar Fleksibel dan Tetap
Sistem nilai tukar fleksibel memungkinkan nilai tukar mata uang suatu negara untuk berfluktuasi sesuai dengan keadaan pasar. Ini menunjukkan bahwa nilai tukar dapat menyesuaikan dengan perubahan permintaan dan penawaran valuta asing tanpa intervensi pemerintah. Di lain sisi, sistme nilai tukar tetap menekankan pemerintah atau bank sentral guna menjaga nilai tukar mata uang pada tingkat tertentu melalui intervensi langsung di pasar valutas asing
Ada beberapa keuntungan pada sistem nilai tukar fleksibel
1.Stabilitas ekonomi domestic dimana hal ini memungkinan ekonomi domestic atau local akan lebih bertahan terhadap tantanga eksternal. Ketika terjadi perubahan mendadak dalam permintaan ekspor, nilai tukar fleksibel dapat beradaptasi secara fleksibilitas, yang pada gilirannya membantu dalam menstabilkan pendapatan nasional dan harga local atau domestic
2.Kebijakan moneter yang efektif hal ini karena kebijakan moneter ekspansif dapat dengan cepat meningkatkan permintaan agregat local karena tidak ada tekanan dari arah manapun guna mempertahankan nilai tukar tetap. Sehingga hal ini dapat menjadi fokus bank sentral untuk mencapai target inflasi dan pengangguran tanpa terganggu oleh tugas menjaga stabilitas nilai tukar
3.Penyesuaian otomatis , inila salah satu keunggulan utama dari nilai tukar fleksibel yaitu dapat beradaptasi secara otomatis terhadap ketidakseimbangan neraca pembayaran. Depresiasi nilai tukar membantu memriksa defisit atau surplus neraca pembayaran tanpa memerlukan intervensi langsung yang dapat menganggu kebijakan ekonomi lainnya.
Dalam sistem tukar fleksibel terdapat kelemahan seperti :
1.Volatilitas Tinggi, walaupun sistem nilai tukar fleksibel mempunyai stabilitas terhadap guncangan eksternal mereka juga rentan terhadap volatilitas yang tinggi. fluktuasi yang tajam dalam nilai tukar dapat membuat ketidakpastian bagi pelaku bisnis dan investor sehingga mengurangi investasi jangka panjang dan pertumbuhan ekonomi
2.Sistem nilai tukar fleksibel condong lebih inflasioner jika dibandingkan dengan sistem nilai tukar tetap. Ha tersebut karena oleh fluktuasi nilai tukar dapat berdampak harga impor dan ekspor sehingga menambah tekanan inflasi domestik
Jika diatas telah diuraikan keuntungan dan kelemahan sistem nilai tukar fleksibel, berikut akn diuraikan keuntungan dan kelemahan sistem nilai tukar tetap
Keuntungan sistem nilaitukar tetap:
1.Sistem nilai tukar tetap menyediakan stabilitas nilai tukar sehingga berdampak dalam emngurangi risiko bagi perdagangan internasional dan investasi. Hal inilah yang membuat kepercayaan investor meningkat
2.Dengan menjaga nilai tukar pada tingkat yang tetap, negara juga dapat mengendalikan inflasi dengan lebih efektif. Sehingga fluktuasi harga impor dapat diminimalkan dan memberikan stbilitas harga yang lebih baik dalam negeri
Kelemahan sistem nilai tukar tetap
1.Daam mempertahankan nilai tukar tetap, bank sentral ditekankan musti mempunyai cadangan devisa yang cukupbesar dalam melakukan intervensi pasar. Hal ini dapat menjadi beban yang signifikan bagi negara, terutama selama krisis ekonomi ketika cadangan devisa dapat terkuras dengan lebih cepat
2.Kemampuan bank sentral dalam melaksanakan kebijakan moneter yang independen sangatlah terbatas hal ini tentunya karna penyesuaian suku bunga dan kebijakan moneter lainnya dalam mempertahankan nilai tukar tetap, yang dapat bertentangan dengan tujuan ekonomi domestic seperti pengangguran dan inflasi.
Pada grafik tersebut menunjukkan analisis yang menunjukkan pengaruh kebijakan fiscal dan moneter terhadap output dan harga :
Kebijakan fiskal ekspansif (Nilai Tukar Tetap) terjadi peningkatan output sebesar 20% dan peningkatan harga sebesar 15%, sedangkan kebijakan moneter ekspansif (Nilai Tukar Fleksibel) teradi peningkatan output sebesar 30% dan penurunan harga sebesar 10%. Dimana grafik ini menjelaskan bagaimana kebijakan fiscal dan moneter mempengaruhi ekonomi di bawah dua sisitem nilai tukar yang berbeda. Nilai tukar fleksibel menunjukkan kebijakan moneter untuk menurunkan harga sambil meningkatkan output, sedangkan kebijakan fiscal di bawah nilai tukar tetap meningkatkan keduanya.
Kebijakan fiscal ekspansif (Nilai Tukar Tetap):
a.Output menunjukkan bahwa kebijakan fiscal ekspansif dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi dengan cara peneingkatan agregat
b.Harga, dalam kenaikan harga mengindifikasikan bahwa peningkatan agregat juga memberikan dorongan kenaikan harga di pasar domestic
Kebijakn moneter ekspansif (Nilai Tukar Fleksibel)
a.Output : dalam kenaikan outut yang lebih besar menunjukkan bahwa kebijakan moneter ekspansif akan lebih efektif dalam peningkatan aktivitas ekonomi ketika nilai tukar fleksibel
b.Penurunan harga mengindifikasikan bahwa nilai tukar fleksibel membantu menurunkan tekanan inflasi, sehingga memungkinkan harga dapat beradaptasi ke tingkat yang lebih rendah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu sistem nilai tukar yang sempurna untuk semua kondisi. Pemilihan mengenai nilai tukar tetap dan fleksibilitas tergantung pada karakteristik ekonomi negara, struktur pasar, serta tujuan kebijakan ekonomi yang ingin di targetkan. Sistem nilai tukar fleksibel memberi lebih banyak kebebasan dalam kebijakan moneter dan penyesuaian otomatis terhadap ketidakseimbangan eksternal, sementara sistem nilai tukar tetap menyediakan stabilitas nilai tukar dan control inflasi yang leih baik. Kombinasi atau hybrid dari kedua sistem mungkin dapat menjadi solusi terbaik guna mengakomodasi kelebihan dan mengurangi kelemahan masing-masing.