Kemudian fluktuasi harga minyak dunia yang berubah-ubah dapat mempengaruhi keputusan ekspor dan impor migas. Jika harga minyak dunia naik, ekspor migas Indonesia dapat memperoleh keuntungan, ketika harga minyak turun, impor migas menjadi lebih menarik meskipun keuntungan yang diperoleh ikut menurun.
Selain memiliki pengaruh pada ekspor, dampak perdagangan internasional juga memiliki kaitan dengan nilai tukar mata uang. Nilai tukar merupakan variabel makro ekonomi yang memiliki peranan penting dalam perekonomian global ini karena selalu mempengaruhi perekonomian setiap negara. Perekonomian Indonesia akan lebih baik ketika nilai tukar Rupiah menguat atas dolar AS lebih menurun. Untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi semua kegiatan ekonomi, diperlukan nilai tukar yang stabil.
Perekonomian yang terbuka akan berdampak pada kepekaan perekonomian domestik di masa pemulihan pasca pandemi. Namun ternyata dampak covid sangatlah berpengaruh pada nilai tukar mata uang terutama terhadap USD.Â
Hal ini ditandai karena pada akhir tahun 2022 nilai tukar rupiah terhadap USD melemah sebesar Rp 15.731 untuk setiap USD 1 apabila dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 14.269. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia belum mampu menyetabilkan nilai tukar mata uangnya selama pandemi dan pasca covid 19. Hal ini ditandai dengan adanya pelemahan rupiah terhadap USD yang terus-menerus hingga tahun 2022. Oleh sebab itu adanya pelemahan nilai tukar tersebut berkaitan pada perdagangan internasional yang belum mampu membaik pasca pandemi covid 19.
Disusun Oleh : Erin Herawati dan Scania Fatma Mukti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H