Mohon tunggu...
Sigit  Budhi Setiawan
Sigit Budhi Setiawan Mohon Tunggu... profesional -

Antropolog

Selanjutnya

Tutup

Money

17 Metode Fundraising (Bag 1 dari 3)

15 November 2012   06:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:19 2532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
17 Metode Fundraising

Oleh Sigit Budhi Setiawan

[caption id="" align="alignright" width="300" caption="Metode Fundraising. Image by MG Zeman"][/caption]

Memahami dengan baik cara masyarakat menyumbang sama juga mendapatkan kata kunci bagaimana menggalang sumber daya dan dana yang efektif dari masyarakat. Setidaknya 80% pekerjaan penggalangan sumber daya dan dana dari masyarakat telah terlaksana, apabila seorang fundraiser telah berhasil memetakan metode ini, utamanya terhadap donatur potensial mereka. Dalam sesi inspirasi kali ini, kami akan mengkaji berbagai metode orang menyumbangkan sumber daya dan dana mereka untuk memetakan bagaimana sebaiknya menggalang sumber dan dana dari masyarakat secara efektif.

Setidaknya terdapat 17 metode menyumbang masyarakat yang dilakukan atas motif agama dan non-keagamaan. Sumbangan tersebut tidak hanya berupa uang tetapi juga natura, tenaga, keahlian, jaringan dan sebagainya. Para donatur ini biasanya menyumbang ketika diminta secara langsung dengan motivasi agama, belas kasihan, solidaritas sosial dan kepercayaan kepada sang peminta atau organisasi peminta. Secara umum, metode orang menyalurkan sumbangan sumber dan dana tergambar sebagai berikut:

  1. Event/ Kegiatan. Event atau pelaksanaan kegiatan di masyarakat merupakan ajang yang sering digunakan dermawan untuk bersosialisasi dan menyumbang. Tidak mengherangkan bahwa di negara-negara yang penggalangan sumberdaya mereka telah terorganisir dengan baik, secara  rutin menggelar event, dalam berbagai bentuknya untuk menggalang dana. Acara-acara tersebut bisa berupa lelang, ramah tamah,  lomba, konser musik dan sebagainya.
  2. Dipotong langsung dari pembelian/pembayaran jasa. Metode memotong langsung dari pembelian atau pembayaran jasa nampaknya salah satu metode yang paling familiar bagi masyarakat Indonesia. Di mal-mal atau restaurant, oleh produsen, para pelanggan selalu diberi informasi sekaligus ditawari tentang uang kembalian mereka. Kembalian tersebut untuk Pada masa lalu, sering ditemui mall, pusat perbelanjaan, retailer atau jasa lain memberian uang kembalian atas pembayaran barang atau jasa dalam bentuk permen atau barang lain. Konsep ini kemudian banyak menuai protes pelanggan. Hak-hak konsumen secara sepihak dilanggar oleh produsen/penyedia jasa. “Sebaliknya, apa kita juga membeli barang/jasa dengan permen ditempat Anda?” begitu protes konsumen sering terdengar.
  3. Kotak amal atau charity box merupakan salah satu cara orang menyalurkan sumbangan mereka untuk program keagamaan, sosial dan kemasyarakatan umumnya. Pada masa kini, kotak amal tidak hanya dikemas semenarik mungkin, namun juga diberi julukan yang unik, dengan bahasa asing atau istilah khusus, namun sebetulnya fungsinya sama. Secara dampak, pengemasan dan pemberian nama yang unik menjadikan kotak amal ‘naik kelas’ dan diterima untuk dipajang atau digunakan dibanyak tempat dan kegiatan. Orang pun tidak segan dan merasa rendah ketika menyumbang dalam kotak amal yang telah dikemas dan direbranding tersebut. Alhasil berpikir diluar kebiasaan adalah penting dalam menemukan dan menggalang sumber daya dan dana di masyarakat.
  4. Teman, kerabat atau sosok yang dikenal biasanya menjadi metode penyaluran sumbangan individu atau masyarakat terhadap progam atau kegiatan kemanusiaan. Melalui sosok-sosok ini, biasanya masyarakat merasa nyaman dan dapat mempercayai bahwa sumbangan yang mereka salurkan akan dimanfaatkan dan digunakan dengan baik dan tepat.
  5. Direct debit atau pemotongan langsung. Dengan menggunakan metode ini, penyumbang atau donatur memberikan otorisasi kepada pihak bank atau penyelenggara lain untuk secara langsung memotong sejumlah uang dengan tujuan sosial secara regular dan terencana.  Bersambung ke bagian 2 dari 3 dan bagian 3 dari 3

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun