Banyak tulisan-tulisan di media arus utama, media sosial, bahkan di media Kompasiana, tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak dapat dipertanggung jawapkan objektivitas ilmiahnya.Â
Ciri-cirinya antara lain; pertama, penulis atau nara sumber bukan ahli atau orang berkompeten. Apapun yang disampaikan tentang kesehatan tubuh kalau bukan oleh dokter seharusnya tidak perlu diperhatikan. Tentang kesehatn jiwa haruslah disampaikan oleh psikiolog, tentang makanan dan minuman haruslah oleh ahli gizi.Â
Di Indonesia profesi tersebut jarang menulis populer, mereka umumnya menulis di media seperti buku, majalah, dan journal. Masalahnya adalah, narasi-narasi mereka tidak mudah dipahami oleh orang awam Indonesia yang tidak terbiasa dengan memaknai dengan metode ilmiah.
Kedua, penulis-penulis populer terkait dengan kesehatan dan gaya hidup sehat, yang tidak mencantumkan sumber rujukan yang terpercaya berpotensi hoaks, seharusnya tidak perlu dibaca.Â
Umumnya sumber rujukan yang terpercaya adalah buku atau journal yang diterbitkan penerbit yang sudah terkenal, perguruan tinggi, lembaga riset, atau asosiasi profesi kesehatan.Â
Hoaks kesehatan juga selalu mengelabui dengan memalsukan mengutip atau merujuk lembaga-lembaga yang berkompeten. Pada taraf ini, hanya kesadaran berpikir ilmiah yang dapat medeteksi gejala topeng pemalsuannya.
Seseorang tidak mesti menjadi dokter, psikiolog, atau ahli gizi  untuk menilai apakah satu informasi berupa hoaks kesehatan atau bukan.Â
Dengan kesadaran berpikir ilmiah akan mudah mendetektsi gejala hoaks kesehatan, atau setidak-tidaknya informasi hoaks tersebut belum dapat diterima kebenarannya hingga pada saatnya terverifikasi melalui penelusuran lanjutan.
Ketiga, meskipun media sosial sudah sangat berkembang, orang-orang yang berkompeten menyampaikan pendapat tentang kesehatan dan gaya hidup sehat seperti dokter, psikiater, ahli gizi, atau peneliti, umumnya masih menggunkan media cetak seperti  journal, buku dan majalah sebagai media primer penyampaian pendapatnya.Â
Media digital hanya sebagi media sekunder untuk duplikasi dan penyebar luasan, itupun melalui media web site yang terpercaya dan umumnya berbahasa asing. Kebutuhan jalan pintas dan cara cepat  menjerumuskan pencari informasi ke lautan hoaks.
Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasi kesehatan dan gaya hidup sehat yang populer dan mudah dipahami sangat tinggi. Profesi kedokteran, psikolog dan ahli gizi diharapkan meningkatkan budaya menulis populer untuk mengisi kekosongan informasi kesehatan dan gaya hidup sehat yang sangat dibutuhkan masyarakat.Â