Tokoh-tokoh kharismatik dari NU, liberal sekuler, dan perempuan tidak dapat melindungi karena bertentangan dengan gerakan idealisme Islam garis keras. Tokoh PKS tampaknya terlampau tinggi tingkat resistensinya di skala nasional.Â
Nama-nama sebelumnya tersaring menyisakan ; Â Anis Baswdan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto atau Bambang Soesatyo, Sri Mulyani, Gatot Nurmantyo.
Ketiga, pembelajaran dari tuduhan  "pengkhianatan" Prabowo, Islam garis keras akan mengkaji secara mendalam kesetiaan tokoh pada idealisme Islam garis keras, karena peran tokoh tersebut tidak berhenti dengan selesainya Pilpres tapi tetap dituntut kesetiaannya mengawal perjuangan tanpa henti.  Daftar nama menyisakan dua nama  Anies Baswdan dan  Sandiaga Uno.
Kedua tokoh tersebut memiliki kekuatan dan kelemahan. Sandiaga Uno memiliki keunggulan; namanya sudah dikenal luas di Indonesia karena mantan Cawapres, luwes dan lincah bergerak antar partai politik sehingga lebih mudah mendapat dukungan partai pengusung, pengalaman profesional pengusaha, memiliki dukungan keuangan sendiri maupun sponsor yang memadai membiayai pensuksesan pilpres.Â
Kelemahannya; tidak memiliki dukungan pemilih militan dari satu partai  politik, kesetiaanya pada idealisme Islam garis keras belum teruji, tidak memiliki panggung publik untuk aktualisasi diri  menghadapi pilpes 2024.
Anies Baswedan, keunggulannya ; kesetiaannya pada idealisme garis keras tidak diragukan lagi, posisi Gubernur DKI --mengikuti jejak Jokowi dari Gubernuran DKI menuju Istana Negara- sangat strategis sebagai panggung publik untuk aktualisasi diri, pengalaman sebagai Menteri dan Gubernur.Â
Kelemahannya; resistensi dari partai-partai  politik non afiliasi Islam garis keras akan kuat sehingga  agak berat mencari dukungan partai pengusung,  untuk ukuran hari ini dukungan keuangan sendiri kurang memadai meskipun dukungan  sponsor mungkin meningkat kedepan.
Dari keunggulan dan kelemahan tersebut, dari sisi Islam garis keras, kelamahan Anies Baswedan tampaknya tidak prinsipil namun sangat penting bagi partai politik pengusung lainnya.Â
Dapat disimpulkan, Islam garis keras akan mengutamakan Anies Baswedan sebagai tokoh pengganti Prabowo untuk dimajukan diusung sebagai Calon Presiden tahun 2024.Â
Bila Anies Baswedan ternyata menjelang  penetapan nama bakal calon Presiden tidak mendapat dukungan memadai dari partai pengusung, maka Sandiaga Uno yang disodorkan.
Kenyataan politik Indonesia selalu ada pengecualian yang tidak terduga, sangat mungkin menjelang pemilihan presiden tahun 2024 muncul bintang baru yang bukan dari nama-nama tersebut diatas. SBY dan Jokowi adalah penomena kemunculan bintang baru yang tak terduga sebelumnya.