Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pernyataan ini mencerminkan bahwa pengetahuan adalah produk dari proses tahu atau pemahaman terhadap suatu hal atau fenomena. Pengetahuan manusia berkembang seiring perkembangan pola pikir. Semuanya dimulai dengan rasa ingin tahu terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk benda- benda di sekitar, alam, bulan, bintang, matahari, bahkan diri sendiri. Kemampuan berpikir manusia memainkan peran penting dalam pengembangan rasa ingin tahu, memungkinkan mereka menggunakan pengetahuan yang sudah ada dan menggabungkannya dengan yang baru untuk menciptakan pemahaman yang lebih dalam. Proses ini didorong oleh keinginan untuk mencari kebenaran, membuat pengetahuan yang dicari atau ditemukan selalu berakar pada kebenaran.
Jenis Pengetahuan
Kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan agama.
1. Pengetahuan biasa
Pengetahuan biasa yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari- air dapat hari, seperti dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, dan sebagainya.
2. Pengetahuan ilmu
Pengetahuan ilmu yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
3. Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu, dan biasanya memberikan pengetahuan yang lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu, dan biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dankritis.
4. Pengetahuan agama
Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan melalui para utusan-Nya, yang bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
Ilmu Pengetahuan
Menurut Endang Saefuddin Anshori (1987), ilmu pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia melibatkan usaha aktif dari manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan. Yang mana adalah upaya manusia untuk memahami dan menjelaskan fenomena di alam semesta dengan menggunakan metode ilmiah. Ini mencakup proses pengamatan, eksperimen, dan analisis data untuk mengembangkan pengetahuan yang terorganisir dan dapat diandalkan tentang dunia di sekitar kita. Tujuan utama ilmu pengetahuan adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar kita dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kehidupan manusia, teknologi, dan masyarakat secara keseluruhan.
Menurut The Liang Gie (1987), ilmu pengetahuan ilmiah memiliki lima ciri pokok, yaitu:
Empiris: Pengetahuan ilmiah diperoleh berdasarkan pengamatan dan
percobaan yang dapat diukur dan diamati secara langsung. Informasi yang diperoleh harus berasal dari realitas yang dapat dilihat, diukur, atau diobservasi.
- Sistematik: Keterangan dan data dalam ilmu pengetahuan diorganisir secara sistematis. Terdapat struktur dan tata aturan tertentu dalam pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi sehingga membentuk suatu kerangka kerja yang teratur.
- Objektif: Ilmu pengetahuan berusaha untuk menjadi obyektif, yang berarti menghindari pengaruh dari pendapat atau kecenderungan pribadi peneliti.
- Analitis: Pengetahuan ilmiah berusaha untuk memecah masalah atau
pertanyaan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pendekatan analitis digunakan untuk memahami hubungan antara bagian- bagian tersebut.
- Verifikasi: Hasil pengetahuan ilmiah dapat diverifikasi atau diperiksa kebenarannya oleh pihak lain. Ilmu pengetahuan membutuhkan keterbukaan terhadap pengujian ulang dan pembandingan data oleh para peneliti atau ilmuwan lainnya.
Landasan Ilmu Pengetahuan
Filsafat Ilmu Pengetahuan tidak membatasi pembahasannya hanya pada beberapa unsur serta hanya dari satu segi saja, melainkan berusaha untuk membahasnya secara menyeluruh, sehingga diperoleh pemahaman yang utuh. Ada tiga landasan yang digunakan untuk melakukan pembahasan secara filosofis terhadap ilmu pengetahuan, yaitu: landasan ontologis, landasan epistemologis, dan landasan aksiologis. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
- Landasan Ontologis: Filsafat Ilmu Pengetahuan, dari sudut pandang ontologis,
membahas ciri khas dari ilmu pengetahuan dalam perbandingannya dengan berbagai bentuk pengetahuan dan kegiatan manusia lainnya. Pertanyaan-pertanyaan ontologis dapat mencakup karakteristik yang membedakan ilmu pengetahuan dari jenis pengetahuan lain, serta menyoroti wilayah kerja dan target dari kegiatan ilmu pengetahuan.
- Landasan Epistemologis: Landasan epistemologis memberikan dasar untuk membahas cara kerja ilmu pengetahuan dalam mencapai kegiatan ilmiah. Pembahasan pada landasan ini mencakup langkah-langkah, metode-metode ilmiah, dan sarana yang relevan dengan mencapai sasaran dan target kegiatan ilmiah.
- Landasan Aksiologis: Landasan aksiologis, atau landasan nilai, menjadi dasar untuk membahas nilai-nilai yang terkait dalam kegiatan ilmiah. Selain nilai kebenaran, perlu disadari adanya berbagai nilai kegunaan dalam ilmu pengetahuan sebagai implikasinya. Ilmu pengetahuan dianggap memiliki nilai netral, dan perlu dipertimbangkan nilai-nilai kegunaan yang mungkin muncul.
Dengan pendekatan ini, Filsafat Ilmu Pengetahuan berusaha untuk memahami dan membahas ilmu pengetahuan secara menyeluruh, tidak hanya pada aspek-aspek aksidental atau permukaan, tetapi juga pada elemen-elemen hakiki yang menjadi ciri khas dari ilmu pengetahuan.
Jenis-jenis Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu Alam (Natural Sciences):
Ilmu alam mempelajari fenomena alam dan materi, termasuk fisika, kimia, biologi, geologi, astronomi, dan meteorologi. Ilmu alam bertujuan untuk memahami hukum- hukum alam dan bagaimana alam semesta bekerja.
2. Ilmu sosial:
mempelajari masyarakat dan perilaku manusia, termasuk antropologi, ekonomi, sosiologi, psikologi, dan ilmu politik. Ilmu sosial bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat berfungsi dan bagaimana individu berperilaku dalam masyarakat.
3. Ilmu Humaniora:
Ilmu humaniora mempelajari budaya, seni, bahasa, sejarah, dan filsafat manusia. Ilmu humaniora bertujuan untuk memahami nilai-nilai, kepercayaan, dan pengalaman manusia.
Perbedaan Keduanya
Perbedaan antara Ilmu dan Pengetahuan dapat dirinci dalam beberapa poin kunci yang mencakup sumber, metode, dan sifat keduanya:
1. Metode Ilmiah vs Pengalaman dan Tradisi: Ilmu melibatkan penerapan metode ilmiah yang sistematis, termasuk pengamatan, pengujian hipotesis, dan analisis kritis. Validitas ilmu diperoleh melalui eksperimen yang dapat diulang dan diverifikasi. Sedangkan Pengetahuan mencakup informasi yang diperoleh melalui berbagai cara, termasuk pengalaman sehari-hari, tradisi, dan interaksi sosial.
2. Sumber Validasi: Ilmu memerlukan validasi melalui proses ilmiah dan diterima oleh komunitas ilmiah. Sumber ilmu harus dapat dipertanggungjawabkan secara empiris. Sedangkan Pengetahuan, sumbernya sangat bervariasi dan tidak selalu memerlukan validasi ilmiah. Kepercayaan, budaya, dan pengalaman pribadi dapat menjadi sumber pengetahuan.
3. Sifat Objektif vs Subjektif: Ilmu cenderung bersifat objektif karena melibatkan pengujian yang dapat diukur dan diulang. Keberlanjutan ilmu tergantung pada data dan bukti empiris. Pengetahuan dapat bersifat lebih subjektif, tergantung pada pengalaman individu atau kelompok. Sudut pandang dan interpretasi personal dapat mempengaruhi pembentukan pengetahuan.
4. DinamikaPembaruan: Ilmu terus berkembang seiring waktu dengan ditemukannya pengetahuan baru. Metode ilmiah memungkinkan ilmu untuk terbuka terhadap revisi dan perkembangan konsep. Pengetahuan dapat bersifat lebih statis dan mungkin tidak mengalami pembaruan seiring waktu. Terkadang, pengetahuan tetap dalam bentuk yang sama tanpa revisi yang signifikan.
Cara Mendapatkan Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
Cara mencari pengetahuan dan ilmu pengetahuan melibatkan berbagai pendekatan yang dapat digabungkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu subjek atau fenomena.
- Pengalaman Langsung: Melibatkan diri secara langsung dengan objek atau fenomena yang sedang dipelajari. Ini dapat mencakup eksperimen, praktik, atau pengalaman langsung dengan situasi atau lingkungan tertentu.
- Pembelajaran dan Pendidikan: Mengandalkan pembelajaran melalui literatur, buku, artikel, atau pendidikan formal. Proses ini bisa mencakup kuliah, seminar, atau kursus untuk mendapatkan pengetahuan dari sumber yang terpercaya.
- Pengamatan dan Penelitian: Melibatkan pengamatan terhadap fenomena atau objek tertentu, dan penelitian yang lebih mendalam untuk memahami lebih banyak. Penelitian ini dapat mencakup eksplorasi sumber-sumber terpercaya, analisis data, dan memahami temuan-temuan sebelumnya.
- Diskusi dan Interaksi: Berkomunikasi dengan orang lain, berdiskusi, dan berbagi ide untuk mendapatkan sudut pandang yang beragam. Interaksi sosial dapat membantu dalam pertukaran pengetahuan dan memperkaya pemahaman tentang suatu topik.
- Pemikiran Kritis: Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis, menilai informasi secara rasional, dan menganalisis klaim atau argumen. Pemikiran kritis membantu dalam menyaring informasi yang diterima dan memastikan kebenaran atau ketepatan suatu pernyataan.
Hubungan Pengetahuan dengan Ilmu Pengetahuan
- Pengetahuan sebagai Dasar Adanya Ilmu Pengetahuan: Pengetahuan adalah fondasi dari ilmu pengetahuan. Individu membangun pengetahuan melalui pengalaman, belajar, dan observasi sehari-hari. Pengetahuan ini kemudian digunakan untuk mengembangkan teori dan hipotesis yang dapat diuji melalui metode ilmiah.
- Ilmu Pengetahuan Membuat Pengetahuan Kita Bertambah: Ilmu pengetahuan membuat pengetahuan kita bertambah melalui proses
ilmiah yang digunakannya. Proses ilmiah terdiri dari langkah-langkah berikut, Observasi: Mengumpulkan data dan informasi tentang fenomena yang diteliti. Hipotesa: Menyusun dugaan sementara tentang hubungan antarvariabel yang diteliti. Eksperimen: Menguji hipotesis dengan melakukan pengamatan terkontrol. Analisis data: Menganalisis data hasil eksperimen untuk menentukan apakah hipotesis didukung oleh data atau tidak. Kesimpulan: Menyusun kesimpulan berdasarkan hasil analisis data. Proses ilmiah ini membantu kita untuk menguji pengetahuan kita dan mengembangkan pengetahuan baru.
- lmu Pengetahuan Menjadikan Kita Bijaksana dalam Suatu Hal Tanpa Pengetahuan yang Tidak Pasti: Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana. Hal ini karena ilmu pengetahuan memberikan kita pengetahuan tentang dunia yang dapat kita gunakan untuk memahami berbagai fenomena dan membuat pilihan yang tepat. Misalnya, kita dapat menggunakan pengetahuan tentang sains untuk memahami bagaimana penyakit menyebar dan bagaimana mencegahnya. Kita juga dapat menggunakan pengetahuan tentang ekonomi untuk membuat keputusan keuangan yang bijak.
Inti dari Perbedaan Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah pemahaman dan koneksi pikiran dengan kenyataan berdasarkan pengalaman berulang. Ini bisa bersifat deskriptif tanpa memerlukan pemahaman mendalam tentang kausalitas. Ilmu, sebaliknya, adalah akumulasi pengetahuan yang menjalankan hubungan sebab-akibat dari suatu objek atau fenomena. Proses ini memanfaatkan metode-metode tertentu untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Perbedaan utama terletak pada pendekatan sistematis dan pemahaman kausalitas yang lebih dalam dalam ilmu, sementara pengetahuan dapat mencakup berbagai bentuk pemikiran asosiatif tanpa mendalam pada kausalitas. Ilmu lebih cenderung menjawab pertanyaan "mengapa," sementara pengetahuan berkisar pada "apa."
Daftar Pustaka
Suaedi. (2016). Pengantar Ilmu Filsafat. Bogor: IPB Press.
Prof. Dr. Sadu Wasistiono, M. d. (n.d.). Ilmu dan Pengetahuan. Jakarta: Modul 1 Metodologi Ilmu Pemerintahan.
Ginting, P., & Situmorang, S. H. (2008). Filsafat ilmu dan metode riset. Terbitan Pertaman. Medan USUPress, 134-156.
Notoatmodjo, S. (2014). pembahasan tentang jenis-jenis pengetahuan dan tingkat pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.
Barnett, B. C. (2022). Pengantar FIilsafat Epistemologi. Jogyakarta: The Rebus Community Antinomi.
Penulis
Sabrina Camelia, Shafaa Salsabila, Jessyca Azzahra, Seruni Naressta, Shelly Agatha, Satria Wahyu. A, Rafly Wisman. F, Muhammad Haikal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H