Oleh karena itu, dibanding pesimis, masyarakat justru bisa terlibat membangun perekonomian nasional. Ada banyak caranya.
Pertama, adalah dengan menukar dolar yang dipunya dengan rupiah. Memang, menyimpan aset dalam bentuk dolar saat ini lebih menguntungkan dibanding rupiah. Namun, mirip seperti domino, kalau ini dilakukan banyak orang, arus depresiasi nilai tukar tidak akan terbendung. Alhasil, sebaik apa pun regulasi pemerintah, krisis finansial tidak terhindarkan. Masyarakat harus tunjukkan kecintaan mereka dengan tanah air dengan menggunakan rupiah.
Selain itu, eksportir lokal harus mengembalikan devisa ekspornya selekas mungkin, sebab hal demikian sangat membantu menahan gelombang depresiasi. Terlebih lagi, menjelang pemilu, masyarakat bisa mendorong eksportir untuk mengembalikan devisa ekspornya, sebab sebagian besar politisi adalah pengusaha ekspor. 'Hukumlah' mereka yang tidak mengembalikan devisa ekspor dengan tidak memilih mereka saat pemilu!
Kedua, ambil bagian dalam perkembangan industri. Secara jangka panjang, mata uang garuda akan kuat bila ditopang ekspor dalam negeri yang tinggi. Ambillah bagian dalam perkembangan industri lokal dengan menjadi pengusaha baru.
Saat ini Indonesia kekurangan jumlah pengusaha. Menurut data BPS tahun 2017, jumlah pengusaha di Indonesia hanya sebesar 3,1% dari jumlah penduduk. Angka tersebut masih rendah dibanding negara-negara maju, seperti Cina yang mencapai 10%, Jepang sebesar 11%, dan Amerika Serikat  sebesar 12%.
Memang, membangun industri berorientasi ekspor membutuhkan waktu dan modal yang tidak sedikit, namun bukan berarti masyarakat tidak bisa terlibat mendatangkan devisa. Bagaimana?Â
Caranya adalah dengan menjadi pengusaha yang bergerak di sektor pariwisata. Sektor ini adalah sektor andalan yang bisa mendatangkan devisa dalam waktu cepat. Sebab, turis asing yang datang otomatis mengonversi devisa yang mereka bawa untuk bertransaksi di Indonesia. Modal yang dibutuhkan bagi calon pengusaha pun tidak sebesar industri berorientasi ekspor. Yang dibutuhkan adalah ide kreatif yang atraktif bagi turis.
Ketiga, selain menjadi pengusaha, masyarakat bisa turut mendorong perekonomian nasional dengan turut serta menyalurkan modal untuk pengusaha yang membutuhkan. Modal ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri dalam negeri. Caranya bagaimana? Yakni dengan terlibat di pasar keuangan dalam negeri.
Sekarang, terlibat di pasar keuangan tidaklah sesulit dulu. Indonesia sedang mengalami tren baru di industri keuangan yang ditandai dengan tumbuhnya industri financial technology (fintech) P2P lending. Perusahaan di industri ini menyediakan platform online bagi masyarakat untuk menyalurkan modal kepada pengusaha dalam bentuk loan.
Selain itu, minimum modal investasi yang rendah, yakni mulai dari Rp100 ribu, membuat setiap orang bisa bisa investasi. Dibanding digunakan untuk konsumsi, masyarakat bisa proaktif mendorong ekonomi nasional dengan menyisihkan uangnya untuk berinvestasi.Â
Dibanding bersikap pesimis terhadap kondisi saat ini, masyarakat bisa terlibat dalam ekonomi nasional dengan melakukan berbagai hal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!