Mohon tunggu...
Oktarano Sazano
Oktarano Sazano Mohon Tunggu... -

pencari hikmah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen : Lelaki yang Berteduh

29 Januari 2011   03:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:05 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pierre seharusnya mendapatkan perempuan itu, tapi ia tak bisa. Sebab ia jatuh lunglai di lantai yang pecah. Wajahnya tepat menghadap tanah yang rekah. Aroma tanah basah dan angin dingin membawanya ketepian sungai Seine bertahun-tahun yang lalu. Matahari di atas kepala, ladang gandum yang keemasan, sayur mayur dan Barbara yang datang padanya dengan seikat bunga viola dan jari yang terluka. Ia mengusap jemarinya dengan cinta dan menghiburnya dengan syair Rimbaud, tapi amis yang keluar dari jari Barbara menusuk hidungnya tak tertahankan dan lehernya semakin tercekat.

ma faim, Anne, Anne
Fuis sur ton ane
Fuis sur ton ane*

Saat itu bulan September di Ruse, tengah malam. Pertengahan musim gugur dan hujan yang semakin deras saja.

***
*Laparku, Anne, Anne
Lari di atas keledaimu
Lari di atas keledaimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun