Mohon tunggu...
Sayyid Yusuf Aidid
Sayyid Yusuf Aidid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ

Saya adalah seorang dosen agama yang moderat yang suka membaca dan menulis. Genre bacaan saya yaitu religi dan tasawuf. Adapun saya mengajar Agama Islam di Universitas Indonesia dan Politeknik Negeri Jakarta. Link : www.yusufaidid.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup Itu Sebuah Cerita

16 Desember 2024   18:30 Diperbarui: 16 Desember 2024   17:28 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan hidup itu bagaikan sebuah skenario yang nyata. Kondisi akhir dan awalnya hanya Tuhan yang mengetahui dan menciptakannya. Mulai dari manusia lahir, anak-anak, remaja, dewasa, merajut masa senja hingga ajal tiba. Di situah, sang anak Adam harus membuat cerita indah dan dikenang sepanjang masa. Sehingga ada saja, seseorang yang berjasa untuk membuat biografinya sebagai sebuah teladan yang harus diikuti jejaknya.

            Simbol baiknya seseorang yaitu ia menganggap orang lain lebih baik darinya. Hal yang seperti itu mulai langka ditemui di dunia ini. Kelangkaan tersebut disebabkan ambisi yang dimiliki oleh seseorang untuk mendapatkan dunia dan seisinya. Ambisi tersebut akan terjebak pada perbuatan yang menyimpang dan menghalalkan segala cara. Sampai-sampai ia lupa bahwa dirinya seorang mahluk yang mempunyai Khalik,  Yang Maha Menciptakan dan Yang Maha Menentukan Awal dan Akhir dalam kehidupan.

            Sang Khalik memberikan sesuatu kepada hamba-Nya sesuai pada kebutuhannya bukan pada sesuatu yang membuatnya ia isyraf (berlebih-lebihan). Habib Anis bin Alwi al-Habsyi pernah bertanya kepada jamaah di halaqah taklimnya, “Mengapa ada seseorang yang tidak diberikan Allah kekayaan? Jamaah pun terdiam. Lalu ia memaparkan, kalau seseorang itu diberikan kekayaan maka ia akan congkak dan sombong.” Pernyataan tersebut bisa diambil satu perspektif bahwa Allah Yang Maha Kaya dan Allah Yang Maha Pemberi Kekayaan. Maka sungguh kekayaan seseorang itu mempunyai pertanggung jawaban dihadapan Sang Maha Kaya.

            Seorang awam dan seseorang yang khos memiliki perbedaan dalam menyikapi kehidupan. Seorang awam terkadang memaknai kehidupan yaitu hidup untuk makan dan makan untuk hidup maka motivasi hidupnya kerja, kerja, dan kerja untuk mencari hidup yang layak. Akan tetapi seseorang yang salih menjalani aktivitas dengan niat mencari ridha Allah Swt. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Niat yang shalih lebih baik dari amalnya.” Melalui niat tersebut, Allah akan memudahkan setiap yang ia lakukan dan kerjakan. Di sisi lain Allah memberikan sesuatu yang tidak ia duga.

            Selain itu, di dalam cerita hidup seseorang harus mempunyai teman yang sejati. Teman yang sejati ialah teman yang bisa menemani di kala senang dan susah. Sebab yang mempengaruhi seseorang itu bukanlah orang tua, bukanlah guru, akan tetapi yang banyak memberikan warna adalah teman duduknya. Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda, “Seseorang akan mengikuti perilaku orang yang sering bergaul dengannya, hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa yang hendak ia jadikan sahabatnya.”

            Hadis Nabi di atas memberikan satu interpretasi bahwa seseorang harus pintar dalam memilih kawan dalam bergaul. Apabila ia bergaul dengan seseorang yang salih maka ia akan termotivasi untuk  berbuat kesalihan. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan seseorang yang buruk perangainya maka ia akan terbawa kepada sifat buruknya. Sehingga di era modern ini, perlu seseorang bersahabat dengan orang-orang salih.

            Era modern yang sedang dijalani manusia yaitu era post truth. Era dimana kebenaran yang diklaim oleh orang-orang yang mempunyai kekuatan dalam penggunaan media sosial. Padahal sebagian dari mereka yang berbicara tidak mempunyai kapabilitas di bidang tertentu. Oleh karena itu di zaman ini manusia perlu kembali menggalakan dunia literasi. Sebab dunia tersebut juga bagian dari cerita indah dalam perjalanan hidup seseorang.  

            Dunia literasi juga bagian terpenting yang harus reaktualisasikan pada kehidupan seseorang. Sebab ia yang sering membaca buku akan mempunyai kualitas berbeda dalam mengungkapkan sesuatu . Sehingga segala sesuatu yang dituturkannya mempunyai ruh bagi dirinya dan orang yang mendengarkannya. Paling tidak dari literasi tersebut, seseorang memahami hakikat kehidupan melalui apa yang ia baca.

            Di sisi lain, seseorang yang banyak membaca juga harus bisa menulis. Melalui tulisan-tulisan tersebut, seseorang dikenal dari masa hidupnya hingga setelah wafatnya. Kekuatan menulis ini adalah kekuatan pikiran dari wawasan yang ia terima melalui pengalaman, bacaan, dan semua informasi yang ditransformasikan menjadi gagasan di dalam naskah-naskah. Naskah-naskah yang telah diketik atau ditulis tersebut menjadi bahan bagi yang dibutuhkan demi melengkapi wawasan dan pengetahuan.

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun