Mohon tunggu...
Sayyid Yusuf Aidid
Sayyid Yusuf Aidid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ

Saya adalah seorang dosen agama yang moderat yang suka membaca dan menulis. Genre bacaan saya yaitu religi dan tasawuf. Adapun saya mengajar Agama Islam di Universitas Indonesia dan Politeknik Negeri Jakarta. Link : www.yusufaidid.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Suara Mahasiswa di Balik TPS

13 Februari 2024   22:40 Diperbarui: 13 Februari 2024   22:41 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

Mahasiswa dan mahasiswi sangat antusias dalam mengikuti Pemilihan Umum pada Rabu 14 Februari 2024. Apalagi mereka mewakili suara generasi Z untuk memilih calon presiden dan calon wakil presiden yang menyuarakan ekonomi kreatif, terobosan yang inovatif, dan solutif terhadap perkembangan zaman. Sebagian dari mereka masih ada yang mengikuti pilihan orang tuanya, sebagian lagi mereka memilih karena hati nurani mereka.

Saya mengikuti perkembangan media sosial para mahasiswa dan mahasiswi yang saya ampu. Mulai dari Instagram, Tik Tok, Facebook, dan Twitter; pilihan mereka beragam. 

Ada yang memilih pasangan capres dan cawapres 01 dengan alasan religusitas dan bijak, ada yang memilih pasangan capres dan cawapres 02 dengan alasan lebih inovatif, dan ada yang memilih pasangan capres dan cawapres 03 dengan alasan lebih mampu menegakkan keadilan. Hal tersebut menunjukkan mereka cerdas berpolitik dan objektif dalam memilih pemimpin.

Saya berpesan kepada teman-teman mahasiswa, "Pilihlah Capres dan Cawapres dengan melihat visi dan misi yang akan membawa kemaslahatan bagi rakyat Indonesia, dan jangan pernah mendeskriditkan salah satu paslon." Sebab ada saja media yang masih membawa kabar black campaign, menjatuhkan  pasangan capres dan cawapres. Tentu hal ini akan berdampak buruk bagi pendukung mereka satu sama lain. Sehingga kondisi tersebut akan memicu konflik sosial.

Mahasiswa dan mahasiswi yang Pancasilais harus mengedepankan humanisme dalam menyikapi pemilihan umum. Sebab nilai tersebut bersesuaian dengan nilai dasar Pancasila sila ke-2. Tidak memaksakan kepada orang lain untuk memilih pasangan capres dan cawapres, tidak nyinyir terhadap teman yang berbeda pilihan, dan menghargai pendapat teman tentang calon yang dipilih. Kondisi yang demikian akan menciptakan kerukunan, kedamaian, dan ketentraman.

Indonesia adalah negara yang besar, negara yang mempunyai kebinekaan yang tinggi, dan sumber daya alam yang melimpah. Seorang agent of change harus meyakini capres dan cawapres yang dipilih harus memiliki kecakapan good governance. 

Kecakapan tersebut meliputi mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, loyalitas tanpa pamrih, tidak emosi atau bijak dalam bertutur dan bertindak, dan meredam konflik dengan dialog. Tentu kecakapan-kecakapan tersebut bisa dilihat dari kinerja yang telah mereka jalani sebagai pejabat.

Suara mahasiswa di PEMILU 2024 juga sebagai penentu bagi salah satu pasangan capres dan cawapres. Pasalnya pemilih mereka kurang lebih dua puluh persen. Yah, bila ditimbang jika salah satu paslon meraup angka tersebut, tinggal meraup tiga puluh satu persen lagi dari pemilih lainnya. Melihat hal tersebut, bisa dikatakan suara mahasiswa sebagai suara yang dinanti dibilik Tempat Pemungutan Suara (TPS).

           

             

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun