Mohon tunggu...
Sayyid Nidhal
Sayyid Nidhal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia

Mahasiswa dua dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ultramilk Susu Segar Alami yang Menyehatkan: Mini Riset Analisis Laporan Keuangan

6 Desember 2023   20:12 Diperbarui: 6 Desember 2023   21:47 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Grafik Perkembangan Ukuran PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk Tahun 2019 s.d 2022 (Sumber: Data sekunder diolah peneliti)

Pada tahun 2019, GPM PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk adalah 37,63%, yang berarti perusahaan mendapatkan 37,63% profit dari pendapatan penjualan setelah dikurangi beban pokok penjualan. Berbeda dengan DER, GPM yang tinggi menunjukkan bahwa manajemen biaya produksi dan pricing yang dilakukan oleh perusahaan berjalan dengan baik dan efisien. Namun, terjadi penurunan kecil pada tahun 2020 yaitu sebanyak 0,28% menjadi 37,35%. Penurunan yang terjadi semakin besar pada dua tahun berikutnya, yaitu menjadi 35,89% pada tahun 2021 dan menjadi 32,09% pada tahun 2022. Penurunan yang berkelanjutan ini mengindikasikan adanya tekanan biaya yang berkelanjutan atau strategi pricing yang lebih agresif untuk mempertahankan pangsa pasar.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa profit yang didapat PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk selalu mengalami penurunan selama 4 tahun berturut-turut tanpa mengalami kenaikan.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja dan stabilitas keuangan PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY & TRADING COMPANY Tbk mengalami perubahan yang cukup signifikan pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2022. Rasio lancar perusahaan menurun dari 4,44 pada tahun 2019 menjadi 3,17 pada tahun 2022. Meskipun masih bernilai positif, sebuah penurunan bukan sesuatu yang dapat diindahkan oleh perusahaan, sehingga perlu dilakukan evaluasi dalam pengelolaan aset lancar untuk menghindari rasio yang bernilai negatif. Rasio kas perusahaan mengalami penurunan yang sangat signifikan hingga berada di bawah 1, dari 2,44 pada tahun 2019 menjadi 0,86 pada tahun 2022. 

Dengan nilai yang sangat rendah ini, perusahaan perlu meningkatkan penjualan dan investasi untuk peningkatan nilai kas dan setara kas. Rasio profitabilitas juga mengalami penurunan yaitu sebesar 5,54%. Sedangkan rasio solvabilitas mengalami perkembangan ke arah yang positif dengan mengalami penurunan penggunaan utang dalam pendanaan operasi dan modal perusahaan menjadi 26,41% pada tahun 2022, meskipun belum lebih rendah dari rasio pada tahun 2019 dan sempat mengalami kenaikan menjadi 83,07% pada tahun 2020.

Referensi

http://www.ultrajaya.co.id/investor-relation/annual-report/ind

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun