Faktor yang berpengaruh terhadap perilaku prososial
Salah satu yang berpengaruh terhadap perilaku prososial ialah pola asuh orang tua. Selain itu, interaksi dengan teman sebaya juga dapat memberi kesempatan bagi anak untuk berprilaku prososial maupun menerima perilaku prososial.Â
Tidak hanya itu, budaya dan Pendidikan di sekolah juga berpengaruh terhadap perilaku prososial anak. Ulutas dan Aksoy mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perialaku prososial ini terbagi atas 2, yakni individu dan lingkungan. Faktor individu ini meliputi gender, temperant dan juga usia. Sedangkan faktor lingkungan meliputi orang tua, teman, sekolah, saudara dan guru.
Pentingnya perilaku prososial
Para pendidik tentu ingin peserta didiknya menjadi individu yang murah hati, baik dan juga empati. Pada masa kanak -- kanak, perilaku prososialnya akan berlanjut hingga ke tahun -- tahun berikutnya. Anak yang perilaku prososialnya terlihat saat mulai sekolah, biasanya akan berlanjut hingga sekolah dasar.
Perilaku prososial menjadi sangat penting untuk di tumbuhkan pada anak usia dini agar anak dapat beradaptasi dan melatih sosio emosionalnya. Anak yang mempunyai perilaku prososial akan mudah di terima dimanapun mereka berada. Mereka dapat beradaptasi dengan mudah di lingkungan baru yang menyebabkan anak mudah mendapatkan teman baru. Selain itu, anak dengan perilaku prososial yang baik ialah awal mula anak akan memiliki kecerdasan sosial yang tinggi.
Perilaku prososial penting untuk dikembangkan pada individu, bahkan sejak awal perkembangan pada anak. Hasil penelitian menemukan bahwa perilaku prososial anak muncul pada usia dini yakni 12 sampai 24 bulan (Brownel, 2013) dan antara usia 29 hingga 41 bulan (Baillargeon, 2011).
menumbuhkan perilaku prososial
Untuk membantu anak dalam menumbuhkan perilaku prososial, pendidik dapat mengajak anak untuk bermain peran. Selain untuk menumbuhkan perilaku prososial, bermain peran dapat mengembangkan kemampuan anak. Dengan bermain peran, anak dapat mengembangkan kemampuan prososialnya untuk bermain dengan teman sebaya, bekerja sama dan juga menolong. Â
Surya (2006:47), bermain peran ialah suatu permainan yang dilakukan sekelompok anak untuk memainkan peran tertentu atau mendramatisasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial dan membagi peran kepada masing -- masing pemain. Bermain peran ialah bagaimana anak dapat belajar tidak hanya mengenal dirinya sendiri, tapi juga mengenal orang lain dan memerankan orang lain serta anak dapat mengekspresikan perasaan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H