Mohon tunggu...
sayyida
sayyida Mohon Tunggu... Mahasiswa - i'm a dreamer

Mahasiswi UIN Malik ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Memahami Tahapan Perkembangan Reseptif pada Anak

15 Maret 2022   19:50 Diperbarui: 15 Maret 2022   19:53 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kata Bahasa tentu tidaklah asing bagi kita semua, Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang saat berkomunikasi untuk bertukar informasi dan ide -- ide menarik baik berupa lisan atau tulisan. Ada 4 jenis Bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Bahasa reseptif anak adalah kemampuan anak dalam mengenal seseorang dan kejadian yang ada pada lingkungan sekitarnya, memahami maksud mimic, suara, dan akhirnya dapat memahami suatu kata ( Mustika : 2018 ). 

Kemampuan bahasa reseptif berupa kemampuan dalam menangkap, memahami, serta menyampaikan informasi secara lisan. Contohnya saat mendengar bacaan dongeng. 

Bahasa reseptif ialah bagaimana anak dapat memahami Bahasa lisan yang di dengar ataupun dibaca. Misalkan saat mendengar perintah untuk menulis, anak dapat melakukan perintah tersebut.

Fungsi dari Bahasa reseptif adalah bereaksi terhadap suara yang dikeluarkan seseorang, lalu pendengar akan menyimak dan memahaminya. Bahasa reseptif juga digunakan untu mengikuti petunjuk atau perintah, dapat juga untuk menjawab soal atau pertanyaan, memahami apa yang dibaca.

Moms, ketahuilah bahwa sebelum bayi dapat berbicara, ia sudah tahu cara berkomunikasi. Yang kita ketahui hanyalah bayi hanya bisa menangis, padahal tangisan itulah cara bayi dapat berkomunikasi dengan kita. 

Perkembangan Bahasa setiap bayi memang berbeda-beda, tapi ketahuilah moms, ternyata ada tahapan-tahapan yang harus di tempuh oleh si bayi. Yuk simak penjelasan dibawah ini.

Bayi pada usia 1-3 bulan biasanya hanya bisa menangis, karena hanya itulah yang dapat ia lakukan untuk mengungkapkan keinginnanya, ia juga mengekspresikan kebahagiaannya dengan sekedar tersenyum, dan ia dapat terkejut saat mendengar suara yang keras. 

Pada usia ini, ibu harus sering mengajaknya ngobrol dengan suara yang sekedar meredakan tangisan bayi. Seperti saat ia menangis karena lapar, ibu bisa mengajak berbicara dan mengatakan " lapar ya sayang?" atau " ade mau minum susu, sayang?".

Selanjutnya pada usia 4-5 bulan, ia mulai bisa tertawa, ia juga sudah mulai mencari sumber suara saat mendengar sesuatu.  Pada fase ini ibu harus mengajak anak untuk mulai berbicara kata-kata sederhana, seperti " mama, papa" lalu ibu harus memberi respon yang baik saat anak bisa menirukan kata tersebut.

Bayi pada usia 6 bulan biasanya sudah bisa mengoceh, ia lebih sering menggunakan kata "o" dan "u". Ia juga mulai merespon dengan menoleh saat mendengar Namanya di panggil. Ibu bisa menstimulsikan dengan mengajak berbicara di depan cermin dan memanggil Namanya dengan menunjuk bayangan bayi pada cermin tersebut, hal ini secara tidak langsung menunjukkan bayi siapa Namanya.

Pada usia 7-9, anak mulai bisa mengerti kata " tidak" dan mulai bisa mengucapkan kata sederhana seperti "mama dan papa". Anak juga mulai mengikuti nyanyian dengan cara mengoceh atau dengan bahasanya sendiri. Ibu bisa mengajak bermain seperti cilukba dan ibu mengenalkan nama benda sekitarnya seperti susu, minum, makan.

Usia 10-12 bulan anak sudah bisa meniru berbagai macam suara serta memahami perintah dan larangan. Pada usia ini, ibu bisa sering mengobrol dengan anak. Misalkan saat anak ingin makan tapi ia baru bisa mengatakan " mam ", maka ibu mengoreksinya dengan mengatakan " ade mau makan,ya sayang?"

Menginjak usia 1-2 tahun, anak mulai aktif berbicara, meski kata-katanya belum jelas. Meskipun ibu sebenarnya tidak paham apa yang anak ucapkan, ibu harus memberi respon seakan -- akan tertarik denga napa yang anak bicarakan seperti, "ooh, ade mau mainan?".

Selanjutnya pada usia 2-3 tahun, pada usia ini anak sudah bisa menyebutkan anggota tubuhnya. Ia juga sudah bisa menyebutkan gambar atau sesuatu yang ditunjuk, menggabungkan dua kata dan menjadi suatu kalimat. Usia 2-3 tahun ini, anak mulai faham akan perintah sederhana seperti membuang sampah. Ia juga mulai bisa mengubah nada bicara saat ia senang ataupun sedih.

Perkembangan anak pada usia 3-4 tahun, ia mulai tumbuh rasa ingin tahu. Ia akan sering bertanya "kenapa" jika ia menjumpai hal yang belum pernah ia ketahui. Pelafalan nya pun semakin jelas, anak pada usia 3 tahun mampu menyebutkan 4 gambar yang ia tunjuk sendiri, mengucapkan sedikit jenis warna, dan mengerti apa yang ia lakukan.

Di usia 4-5 tahun, perkembangan Bahasa nya semakin baik, hal ini dapat dilihat dari cara pelafalan nya sudah jelas, ia sudah faham lawan kata yang ia ucapkan, memahami apa itu pendek dan Panjang, rendah dan tinggi, maju dan mundur, naik dan turun, menyimak Ketika orang lain sedang berbicara, mengenal serta membedakan bunyi dalam Bahasa, mengerti dua perintah yang bersamaan, serta memahami cerita yang dibacakan.

Ibu bisa sering mengajak ke tempat bermain, kebun binatang, atau akuarium besar untuk melatih perkembangan Bahasa anak. Tempat -- tempat tersebut dapat memancing rasa ingin tahu anak dan membuat ia menjadi kritis dalam bertanya. Usia 4-5 tahun ini sangat rawan anak suka bermain gadget, jika ia bermain sekali maka ia berpotensi kecanduan. Maka, ibu harus membatasi penggunaan gadget pada anak.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun