Mohon tunggu...
Sayyidati Hajar
Sayyidati Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Timor

Perempuan Timor | Traveller Kampung | Teater | Short Story | Short Movie | Suka Budaya NTT | pos-el: sayyidati.hajar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku "Sastra Lisan: Kajian Teori dan Penerapannya dalam Penelitian"

2 Januari 2020   14:29 Diperbarui: 2 Januari 2020   16:05 2286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkaca pada ciri foklor yang telah disampaikan, dalam benak sudah terbayang cerita-cerita yang dapat dikategorikan sebagai foklor. Seperti cerita 'Ine Pare' dari Ende dan 'Jedo Pare Tenu Wujo' dari Lamaholot. Meski keduanya memiliki versi yang berbeda, namun substansi cerita tetap mereferensikan perempuan yang mengorbankan atau dapat dikatakan menukar diri dengan kehidupan (padi, jagung, ubi-ubian, dll. 

Adanya cerita rakyat, ungkapan rakyat, kesenian rakyat, permainan rakyat, upacara rakyat yang masih beredar di suatu wilayah masih akan eksis selama ada pewarisan secara turun-temurun melalui tradisi penuturan. Baik foklor lisan maupun foklor bukan lisan, tradisi penuturannya akan menghasilkan tradisi lisan. Dokumen tradisi lisan juga bisa dituturkan kembali menjadi tradisi lisan. Hal ini membentuksiklus tradisi lisan. 

Tradisi lisan menurut Hutomo, (1991:11) mencakup beberapa hal berupa kesusastraan lisan, teknologi tradisional, pengetahuan folk di luar pusat-pusat istana dan kota metropolitan, berupa unsur-unsur religi dan kepercayaan folk di luar batas formal agama-agama besar, kesenian folk di luar istana dan kota metropolitan, dan hukum adat. 

Foklor dan sastra lisan (oral literature) tentu tak dapat dipisahkan. Sastra lisan merupakan bagian dari foklor. Sastra lisan merupakan sebuah bentuk karya sastra yang dituturkan dan disebarkan secara lisan. Menurut Hutomo (1991:4) sastra lisan hanya mengacu kepada teks-teks lisan yang bernilai satra, sedangkan tradisi lisan mencakup teknologi tradisional, hukum adat, tarian rakyat, dan makanan rakyat. Sastra lisan berorientasi pada kesusastraan seperti, bahasa rakyat, puisi rakyat, cerita rakyat, maupun nyanyian rakyat.

Adapun untuk mengenai sastra lisan,terdapat 3 ciri menurut  Rusyana dalam Taum (2011:23) yakni, sastra lisan tergantung pada penutur,pendengar,ruang,dan waktu, antara penutur dan pendengar terjadi konflik fisik, sarana komunikasi dilengkap para linguisik, dan bersifat anonim. Ciri-ciri tersebut menegaskan bahwa sebuah sastra lisan dapat bertahan atau tidak dalam masyarakatnya sangat bergantung pada penuturnya.

Metode, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Metode peelitian merupakan operasional dari epistemologi ke arah pelaksanaan penelitian. Metodelogi pertama-tama mempersoalkan proses atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai kepastian atau kebenaraan ilmiah.

Rancangan penelitian sastra lisan menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan data yang diperoleh dari lapangan. Pengumpulan data di lapangan membutuhkan informan untuk menggali informasi terkait objek peelitian sastra lisan. Informan adalah seorang pembicara asli (native speaker) yang merupakan sumber informasi, secara harfiah, mereka mejadi guru bagi peneliti. 

Selain informan, dalam pengumpulan data juga diperlukan adanya resonden untuk mengecek apakah informasi yang diperoleh dari informan masih dikenali atau dipahami oleh masyarakat daerah setempat. Responden ini harus berasal dari tiga generasi yaitu,tua, dewasa, dan muda. Respon dibutuhkan untuk mengisi angket berupa pertanyaan-pertanyaan terstruktur terkait objek pertanyaan.

Teknik pengumpulan data sastra lisan berbeda dengan sastra tulis.  Menurut Sudikan (2001:173) teknik pengumpulan data dilakukan dengan perekaman, pemotretan, pengamatan,pencatatan, wawancara, dan angket.

Pendekatan dalam Kajian Sastra Lisan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun