Tepat jam 02:30, saya dibangunkan oleh suara alarm yang sudah di atur sebelumnya. Dan saya membangunkan teman-teman yang lain untuk bersiap melanjutkan perjalanan ke puncak Hargo Dumilah.
Setelah semua siap, dengan berbekal headlamp masing-masing, kami mulai menembus dinginnya suhu dan gelapnya malam di Gunung Lawu.
Singkat cerita, sampailah kami di Pasar Dieng. Saya dan Ilham mencoba mencari dimana gapura itu berada. Dan setelah menemukan gapura yang dimaksud, kami semua mulai melewati pertengahan Gapura tersebut. Tetapi, kami tidak menemukan pohon yang dimaksud Bapak di pos Simaksi. Jadi kami hanya mengikuti jalur dan petunjuk yang ada.
Setelah berhasil melewati Pasar Dieng, kami tiba di Puncak Hargo Dalem. Dan disana, kami sempat tersasar ke tempat Ritual. Di Hargo Dalem, Ipung berbisik kepada saya bahwa dia merasakan hawa yang hangat ketika melewati Pasar Dieng tadi.
Tidak berselang lama, kami melanjutkan perjalanan menuju titik tertinggi Gunung Lawu, yakni Puncak Hargo Dumilah yang memiliki ketinggian 3.265 MDPL.
Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Dan mentari menyambut kedatangan kami di Puncak Hargo Dumilah.
Setelah puas foto-foto, kami turun dan singgah di Warung Tertinggi di Pulau Jawa, yakni Warungnya Mbok Yem. Dari dalam Warung Mbok Yem, kami melihat hamparan awan yang begitu indah.
Setelah makan dan ngobrol disana, kami bersiap turun ke Camp Area dan membereskan tenda untuk bersiap turun ke Basecamp. Di perjalanan turun, kami tidak menemukan kejanggalan apapun, kecuali banyak tertawa karena Ipung beberapa kali kerap terjatuh diatas kubangan lumpur yang cukup kotor.
Sampailah kami di Base Camp Lawu Barokah. Kembali kami bermalam disana. Dan keesokan pagi nya, kami kembali diantar oleh Bpk. Sutarjo (Relawan Ceto atau Kakak dari Bpk. Sugeng)