Meskipun kepemimpinan sering kali dianggap sebagai pilar terpenting dalam sebuah organisasi atau negara, kepemimpinan seringkali mempunyai sisi gelap yang dapat merugikan banyak pemangku kepentingan.
 Salah satu kelemahan kepemimpinan adalah pemimpin cenderung mendahulukan kepentingan pribadi atau kelompoknya di atas kepentingan umum.
 Hal ini seringkali berujung pada kebijakan dan keputusan yang tidak adil dan merugikan banyak orang.
 Selain itu, kepemimpinan yang buruk mungkin ditandai dengan kurangnya transparansi dan akuntabilitas.
 Pemimpin yang tidak transparan cenderung menyembunyikan informasi penting dari publik dan anggota organisasi, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan dan ketidakpuasan.
 Ketidakmampuan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusan yang diambil juga mengarah pada budaya impunitas dimana kesalahan dan kelalaian tidak pernah diakui atau diperbaiki.
 Kepemimpinan otoriter juga merupakan masalah yang serius.
 Dalam rezim seperti ini, para pemimpin sering kali menekan oposisi dan membatasi kebebasan berekspresi.
 Keputusan diambil secara sepihak tanpa masukan dari anggota tim atau masyarakat, sehingga dapat mengakibatkan keputusan tidak memenuhi kebutuhan atau harapan anggota tim atau masyarakat.
 Selain itu, kepemimpinan yang tidak efektif dapat menyebabkan buruknya iklim kerja dan hubungan sosial dalam suatu organisasi.
 Pemimpin yang gagal membangun hubungan baik dengan anggota tim dan komunitasnya sering kali menciptakan lingkungan yang penuh dengan ketegangan, stres, dan konflik.