Mohon tunggu...
Sayyidah Ummu
Sayyidah Ummu Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Tingkat Akhir, Calon Akuntan

Seorang manusia yang ingin bermanfaat bagi orang disekitarnya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Karir Akuntan di Era Revolusi Industri

21 Agustus 2019   11:40 Diperbarui: 21 Agustus 2019   11:44 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini kita tengah memasuki zaman milenial, revolusi indusri mulai menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Revolusi industri berdampak pada perkembangan teknologi yang semakin pesat. 

Perkembangan teknologi tersebut menyebabkan munculnya ide-ide serta gagasan baru di berbagai bidang, sehingga waktu produksi semakin singkat dengan teknologi terbaru yang digunakan. Namun hal tersebut juga menimbulkan tantangan baru untuk para pekerja dan pencari kerja. 

Menurut Hamdan (2018) pada jurnal Nusamba, 3(2), 1--8, beberapa tantangan yang dihadapi pada era industri 4.0 yaitu masalah keamanan teknologi informasi, keandalan stabilitas mesin produksi, kurangnya keterampilan yang memadai, ketidakmampuan untuk berubah oleh pemangku kepentingan, dan hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi.

Sedikit demi sedikit tenaga manusia mulai tergantikan dengan mesin-mesin berteknologi canggih, robot-robot hebat yang diciptakan oleh para ahli IT. 

Dampaknya para pekerja mulai kehilangan pekerjaannya, mulai dari buruh pabrik, waiters/pelayan caf, asisten rumah tangga, dan masih banyak lagi.

Belum lagi gerakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang semakin marak, tenaga kerja asing yang mulai menampakkan dirinya di Indonesia. Perusahaan melirik tenaga kerja asing khususnya untuk menjadi buruh pabrik, karena tenaga kerja asing tersebut menawarkan gaji yang lebih rendah. 

Sementara tenaga kerja lokal semakin hari semakin menuntut kenaikan gaji dan upah. Tak hanya buruh, presiden Joko Widodo juga berencana untuk mengimpor dosen dari negara tetangga. 

Pekerjaan lainnya pun memiliki peluang yang sama untuk tergantikan dengan tenaga kerja asing, termasuk di dalamnya akuntan.

Menurut website Beritagar.id jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 sebanyak 131,01 juta orang, naik 2,95 juta orang dibanding Agustus 2017. 

Sejalan dengan itu, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat 0,59 persen poin yang terdiri dari penduduk bekerja dan  pengangguran.

Peran akuntan saat ini memang sudah dipermudah dengan adanya teknologi. Salah satunya adalah aplikasi untuk membuat laporan keuangan, yang tentunya lebih simple dan mudah dipahami. Berbeda dengan zaman dahulu yang masih ditulis secara manual di kertas ataupun menggunakan Microsoft excel sederhana. 

Untuk itu para akuntan butuh skill, wawasan maupun keterampilan lebih seperti menganalisa keuangan perusahaan baik dari segi profit, keberlangsungan usaha, dan lain sebagainya.

 Kemampuan tersebut dapat menjadi asset yang sangat berharga baik bagi akuntan maupun perusahaan yang memiliki akuntan dengan kemampuan tersebut. Maka di era apapun itu seorang akuntan tetaplah dibutuhkan.

Akan tetapi kita sebagai akuntan tidak boleh berebesar kepala juga. Karena yang dibutuhkan perusahaan adalah mereka yang memiliki wawasan serta skill yang mumpuni, bukan skil dan wawasan receh yang dapat dimiliki setiap orang. Jika kita tidak memiliki skill dan wawasan yang baik maka perusahaan pun tidak akan melirik kita. 

So, jangan sia-siakan waktu yang ada, gunakan sebaik mungkin untuk memperkaya wawasan serta meningkatkan skill dan kemampuan kita.

(Sayyidah Ummu Syahidah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun