Mohon tunggu...
Sayyidah Nuriyah
Sayyidah Nuriyah Mohon Tunggu... Guru - Konselor sekolah yang hobi menulis

Healing through writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia Hati Nadin

31 Oktober 2021   07:30 Diperbarui: 31 Oktober 2021   07:36 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kita sedang mendongeng, tapi aku masih merasa sendirian. Mungkin aku kesepian. Atau bosan?" keluh Nadin sambil terisak. Tidak lagi berbisik, Nadin lupa rencana obrolan mereka rahasia.

Dia menggerakkan pergelangan tangannya hingga Momo-Gaga mengangguk, sepakat sedih bersama-sama. Setidaknya, dia tidak sedih sendirian, pikirnya. Ibu ingin mendekat dan bergabung, tapi langkahnya tertahan saat mendengar percakapan selanjutnya.

"Sebenarnya, aku berharap pandemi terus berlangsung. Aku bisa ikut banyak lomba mendongeng sejak pandemi." Nadin menyeka air matanya.

"Ya, bu guru selalu memilihmu ikut lomba sejak dia menemukan video iseng obrolan kita... Yang kamu unggah di Youtube," tambah Momo.

"Ayah dan ibu juga jadi sayang sama kamu karena juara terus! Mereka mau menemanimu latihan. Semangat, jangan cengeng hanya karena kangen teman-teman!" imbuh Gaga.

Mendengar ungkapan hati Nadin dengan boneka tangannya, ibu merasa kini saatnya meluruskan. Dia lanjut mendekat, tidak lagi mengintip dari jauh. Ibu mengetuk pintu kamar putrinya yang sedikit terbuka. "Ibu boleh ikut ngobrol sama Nadin, Momo, dan Gaga?"

Nadin mengangguk. Wajahnya merah tersipu. Dia tak menyangka ibu sudah muncul di depan kamarnya. Sejak kapan? Apakah ibu mendengar obrolan rahasianya?

"Nadin sayang, kamu boleh menangis secukupnya, biar lega." Ibu mengusap air mata yang menggantung di pipi bakpao gadis itu.

"Ibu bangga, Nadin semangat ikut lomba. Mau belajar, berlatih tiap hari. Tetap jaga kesehatan, Nak. Kalau bosan dan capek, boleh istirahat sebentar. Gaga-Momo biar istirahat juga," Ibu tersenyum, melirik Gaga-Momo bergantian yang sedang tidur, sebab Nadin meluruskan kedua tangannya di lutut. "Sekarang ibu tanya, Nadin ingin apa?"

"Nadin lebih senang kalau ibu nggak kerja terus, bisa menemani Nadin, mumpung lagi sama-sama di rumah."

Sebelum pandemi melanda, mereka memang bertemu di waktu terbatas. Sore sepulang kerja hingga petang sebelum tidur. Belum lagi jika orangtuanya harus lembur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun