Globalisasi kontemporer dengan berkembangnya zaman mengakibatkan transformasi perubahan tatanan kehidupan dari berbagai aspek. Salah satunya problematika sosial dan keilmuan dalam masyarakat. Globalisasi  berdampak  dalam  segala  sendi kehidupan  manusia,  termasuk  dalam  hal  ini  yang  terkait  dengan  aspek  keyakinan  atau keagamaan. Sehingga menuntut umat Islam untuk andil dalam memberikan solusi yang rasional dalam rangka mewujudkan kemaslahatan dan menjaga martabat manusia. Namun tidak dapat dipungkiri, era disrupsi ini tidak sedikit di kalangan umat Islam yang muncul dengan pemahaman yang berbeda-beda dengan mengidentikkan sesuatu yang justru dapat menimbulkan sedikit polemik antara umat Islam itu sendiri. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan. Jumlah pemeluk yang terbilang besar, namun belum memiliki peran signifikan yang sejalan dalam membawa kemaslahatan ummat.
      Tantangan umat Islam kontemporer sangatlah multidimensi dan kompleks. Era disrupsi seakan-akan membuat dunia menjadi tanpa sekat, lebih terbuka dan saling ketergantungan. Hal ini dipicu oleh kemajuan teknologi, percepatan, bahkan modernisasi perilaku dan budaya di dunia barat yang saat ini menjadi trend di belahan dunia timur. Generasi muda akan mengikuti model berpakaian, life style, nyanyian yang sedang booming yang menyebabkan terjadinya gap maupun pergeseran budaya, keilmuan, bahkan keyakinan. Timbulnya juga isu kontemporer lainnya yang berhubungan dengan keagamaan seperti Islam liberal, radikalisme, pluralisme agama, terorisme, neo-imperalisme (kapitalisasi, globalisasi, dan liberalisasi). Maupun menjawab menjawab pertanyaan tentang di mana posisi Islam dalam kehidupan modern, serta bentuk Islam yang bagaimana yang harus ditampilkan guna menghadapi modernisasi dalam kehidupan publik, sosial, ekonomi, hukum, politik dan pemikiran, dan lain sebagainya. Hal inilah yang mengakibatkan kondisi umat Islam terpecah belah, terpenjara oleh kesadaran magic (tahayul), dan strategi gerakan yang lemah.Â
      Oleh karena itu, diperlukan rekonsolidasi pemahaman ilmu pengetahuan dan kesadaran sosial umat beragama. Sebagaimana Islam menghendaki manusia menjalankan yang didasarkan rasional atau akal dan iman. Ayat-ayat al-Al-Quran banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang dimilki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di dunia.
"Dan seadainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tintah, ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah keringnya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (QS Luqman: 27)
Referensi
Bahruddin, A. (2017). Implementasi maqashid al-shari'ah sebagai solusi problematika sosial dan kemasyarakatan kontemporer. Ijtihad, Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, IAIN salatiga, 17(1), 3-4. doi:10.18326
Hidayat. (2021). Globalisasi Dan Dakwah Islam Kontemporer. Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 1(1), 1-26.
Makhmudah, S. (2015). Dinamika Dan Tantangan Masyarakat Islam Di Era Modernisasi (Pemikiran Dan Kontribusi Menuju Masyarakat Madani) . STAI Miftahul 'Ula Kertosono Nganjuk, 248-249.
TANTANGAN UMAT ISLAM KONTEMPORER DAN SOLUSINYA. (2016). Retrieved from Wordpress.com: https://sites.google.com/site/makalahpai/tantangan-umat-islam-kontemporer-dan-solusinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H