Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dunia Literasi sebagai Ukuran Kemajuan Bangsa

1 Juni 2021   16:57 Diperbarui: 1 Juni 2021   17:03 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Dikutip dari Buku Jurnalistik ala Kiai Gontor oleh K.H Zainuddin Fanaie)

Menulis adalah suatu seni atau suatu cara bagaimana menuangkan, mengekspresikan dan memaparkan beberapa buah pikiran yang masih terkandung dan tersimpan di dalam hati sanubari pengarang.

Bisa dibilang, menulis adalah pekerjaan ruhani yang tampak dalam wajud jasmani. Yang dimaksud ruhani yaitu beberapa buah pikiran atau pandangan. Sedangkan yang dimaksud dengan jasmani adalah perkataan-perkataan atau tulisan-tulisan. Lebih tepatnya, yaitu mulut dan pena.

Adapun media yang digunakan untuk menuangkan dan mengekspresikan beberapa pikiran itu ada dua macam, yaitu dengan suara dan tulisan.

Menuangkan dalma suara atau perkataan dapat melalui beberapa cara, yaitu :

Tanya jawab atau debat

1. Dengan membaca

2. Dengan khotbah, pidato-pidato, dan lain-lain.

Adapun menuangkan atau mengekspresikan dengan tulisan pun dapat menggunakan beberapa cara, yaitu:

1. Dengan surat-menyurat

2. Dengan risalah, buku, kita-kitab

3. Dengan buletin, pamflet, brosur, maklumat, etiket, dan rencana program kerja.

Menulis ini bisa berarti menulis buku, kitab, hikayat, roman, tambo, pantun, puisi, dan lain-lain. Penulis yang baik itu kalau makna yang terkandung memberi kesan yang mendalam dan susunan kalimatnya terstruktur dengan baik.

Sedangkan jurnalistik bisa diartikan sebagai keadaan-keadaan yang berkaitan dengan terbitnya koran, majalah, dan lain sebagainya, yakni segala hal yang berkaitan dengan media massa.

Untuk mencapai kemajuan di masa mendatang, dunia tulis-menulis dan media massa ini tidak bisa dianggap remeh atau kurang penting. Sebagai bangsa, Indonesia ini bisa dibilang masih terbelakang bila dibandingkan dengan bangsa lain.

Karena itu, ilmu penulisan dan jurnalistik patut mendapat perhaian khusus. Bisa dikatakan, maju mundurnya sebuah bangsa ditentukan oleh budaya baca-tulis yang ada di negara tersebut. Lebih singkatnya, maju mundurnya sebuah negara ditentukan oleh tradisi literasi negara tersebut.

Itulah ukuran yang tepat untuk melihat tingkat kecerdasan dan moral sebuiah bangsa. Buku dan koran yang mencerdaskan adalah perguruan tinggi bagi rakyat jelata yang tak mungkin lagi untuk melanjutkan studi di bangku sekolah. Seorang jurnalis senior pernah berkata , "Keadaan media massa kita adalah cerminan kecerdasan masyarakat kita."

Bagaimana pun keadaan masyarakat, entah itu lemah, miskin dan tertindas, masih tetap bisa dididik, dibimbing, dan diarahkan menuju perubahan yang lebih baik, yakni terpelajar, cerdas, semangat tetap membara, punya kemauan keras, dan memiliki pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang. Syaratnya hanya satu, mau membaca buku, kitab, dan koran.

Semua itu bisa dilakukan secara otodidak. Pada akhirnya, mereka dapat berkarya berdasarkan potensi yang dimiliki tanpa harus bersekolah di perguruan tinggi.

Dengan membaca buku dan koran, maka rakyat akan pandai dan cerdas memilih dan memilah, serta memperluas cakrawala wawasan dan pengetahuan. Di samping itu ,membaca koran dapat mengakrabkan masyarakat karena mereka saling berbagi informasi dan mendiskusikan isu hangat menjadi perhatian public. Dari situlah akan lahir pergerakan masyarakat yang positif dan menampung aspirasi rakyat kecil.

Bisa diumpamakan, tradisi baca-tulis dan jurnalistik merupakan professor yang memberi nutrisi gizi bagi otak dengan berbagai macam hal yakni pengetahuan, kecerdasan, etika, moral, mental, dan seterusnya.

Dalam pepatah arab disebutkan :

 

Sekiranya wahyu itu dapat diturunkan kepada selain para nabi, niscaya akan diturunkan kepada para penulis.

Karena itu, tugas dan tanggung jawab para penulis dan jurnalis ini sangat berat dan butuh dedikasi yang tinggi. Kenapa demikian? Karena mereka harus memikirkan cara, metode, strategi untuk membawa dan membimbing masyarakat menuju kemajuan, kesadaran, keinsafan, dan kebahagiaan.

Akhir kata saya kutip pesan dari Ustadz saya sewaku di Gontor :

Jika anda ingin mengenal dunia, maka membacalah, dan jika anda ingin di kenal dunia, maka menulislah

Mari sama-sama kita mendedikasikan diri dan memberikan yang terbaik untuk bangsa tercinta. Dengan upaya meningkatkan literasi dengan baca-tulis, karena membaca adalah sumber ilmu pengetahuan dan menulis adalah pekerjaan ruhani yang tampak dalam wujud jasmani dan sangat mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun