3. Dengan buletin, pamflet, brosur, maklumat, etiket, dan rencana program kerja.
Menulis ini bisa berarti menulis buku, kitab, hikayat, roman, tambo, pantun, puisi, dan lain-lain. Penulis yang baik itu kalau makna yang terkandung memberi kesan yang mendalam dan susunan kalimatnya terstruktur dengan baik.
Sedangkan jurnalistik bisa diartikan sebagai keadaan-keadaan yang berkaitan dengan terbitnya koran, majalah, dan lain sebagainya, yakni segala hal yang berkaitan dengan media massa.
Untuk mencapai kemajuan di masa mendatang, dunia tulis-menulis dan media massa ini tidak bisa dianggap remeh atau kurang penting. Sebagai bangsa, Indonesia ini bisa dibilang masih terbelakang bila dibandingkan dengan bangsa lain.
Karena itu, ilmu penulisan dan jurnalistik patut mendapat perhaian khusus. Bisa dikatakan, maju mundurnya sebuah bangsa ditentukan oleh budaya baca-tulis yang ada di negara tersebut. Lebih singkatnya, maju mundurnya sebuah negara ditentukan oleh tradisi literasi negara tersebut.
Itulah ukuran yang tepat untuk melihat tingkat kecerdasan dan moral sebuiah bangsa. Buku dan koran yang mencerdaskan adalah perguruan tinggi bagi rakyat jelata yang tak mungkin lagi untuk melanjutkan studi di bangku sekolah. Seorang jurnalis senior pernah berkata , "Keadaan media massa kita adalah cerminan kecerdasan masyarakat kita."
Bagaimana pun keadaan masyarakat, entah itu lemah, miskin dan tertindas, masih tetap bisa dididik, dibimbing, dan diarahkan menuju perubahan yang lebih baik, yakni terpelajar, cerdas, semangat tetap membara, punya kemauan keras, dan memiliki pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang. Syaratnya hanya satu, mau membaca buku, kitab, dan koran.
Semua itu bisa dilakukan secara otodidak. Pada akhirnya, mereka dapat berkarya berdasarkan potensi yang dimiliki tanpa harus bersekolah di perguruan tinggi.
Dengan membaca buku dan koran, maka rakyat akan pandai dan cerdas memilih dan memilah, serta memperluas cakrawala wawasan dan pengetahuan. Di samping itu ,membaca koran dapat mengakrabkan masyarakat karena mereka saling berbagi informasi dan mendiskusikan isu hangat menjadi perhatian public. Dari situlah akan lahir pergerakan masyarakat yang positif dan menampung aspirasi rakyat kecil.
Bisa diumpamakan, tradisi baca-tulis dan jurnalistik merupakan professor yang memberi nutrisi gizi bagi otak dengan berbagai macam hal yakni pengetahuan, kecerdasan, etika, moral, mental, dan seterusnya.
Dalam pepatah arab disebutkan :