Pada saat ini program vaksinasi Covid-19 sedang didesakkan oleh pihak pemerintah sebagai suatu upaya untuk mengurangi penyebaran penyakit Covid-19 itu sendiri. Vaksinasi pada masa ini dinilai sebagai cara paling efisien agar kita dapat mendapatkan perlindungan dari Covid-19.Â
Berbagai jenis vaksin didatangkan dan disediakan demi mencegah terus jalannya pandemi yang sedang mendunia ini. Dari berbagai jenis vaksin yang didatangkan, masing – masingnya tentulah memiliki karakternya tersendiri misalnya jumlah dosisnya dan juga platform vaksin tersebut.Â
Meski demikian, seluruh vaksin yang sudah tiba di Indonesia sudah dipastikan keamanannya dan efektivitasnya dalam melindungi diri kita dari Covid-19.
Pertama terdapat vaksin Sinovac, yang merupakan vaksin pertama tersedia di Indonesia. Vaksin Sinovac ini dikembangkan dari virus yang tidak aktif dan diberikan melalu intramuskular (penyuntikan obat melalui otot). Setiap orangnya mendapatkan dua dosis vaksin (0,5 ml per dosis) dengan jarak 28 hari.Â
Sinovac bekerja dengan cara memicu sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi. Vaksin ini cukup aman untuk digunakan khususnya untuk anak – anak usia 12 sampai 18 tahun.Â
Vaksin ini juga dapat menimbulkan efek samping, seperti nyeri otot dan sakit kepala yang nantinya akan hilang dalam kurun waktu 3 hari setelah vaksin disuntikkan. Sejauh ini, vaksin Sinovac memiliki efektivitas 65,3% dalam pengujian di Indonesia dalam mencegah infeksi.
Kedua terdapat vaksin Sinopharm. Vaksin ini memiliki karakter yang mirip seperti Sinovac, yaitu sama – sama dikembangkan dari virus yang tidak aktif dan diberikan melalui intramuskular. Setiap orangnya mendapatkan dua dosis vaksin (0,5 ml per dosis) dengan jarak 21 hari.Â
Vaksin ini dapat digunakan pada populasi usia 18 tahun ke atas sampai orang lanjut usia. Efek samping yang dapat diberikan dari vaksin Sinopharm adalah demam ringan, sakit kepala, rasa lelah dan nyeri juga kemerahan pada are yang disuntik. Dalam uji klinik di Uni Emirat Arab, efikasi vaksin Sinopharm ini mencapai 79,34%.
Ketiga terdapat vaksin AstraZeneca. Vaksin ini memiliki platform berupa viral vector (non replicating). Dosis vaksin ini sama seperti dua vaksin yang sudah saya sebutkan diatas, yaitu dua dosis dengan 0,5 per dosisnya dengan jarak 4 – 12 minggu. Vaksin ini diberikan melalui intramuskular, pemberian vaksin AstraZeneca menunjukan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibodi, baik pada usia dewasa maupun lanjut usia.Â
Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah penyuntikan vaksin ini adalah sakit kepala, tidak enak badan, tubuh terasa lelah, nyeri otot dan sendi, demam, diare, gejala flu dan juga nyeri, hangat, gatal atau memar di area suntikan. Lebih lanjut, vaksin AstraZeneca menunjukan efikasi sebesar 62,10%.
Keempat terdapat vaksin Pfizer. Pfizer adalah vaksin berbasis RNA. Vaksin ini akan memicu sistem – sistem kekebalan tubuh membentuk spike protein, yang nantinya akan membantu tubuh membentuk antibodi yang dapat melawan virus Corona. Vaksin Pfizer diberikan sebanyak dua dosis (0,3 ml per dosis) dengan jarak 21 hari.Â