Menarik sekali apa yang saya lihat pagi ini di Kompasiana dan beberapa saat lalu. Mengamati perbedaan-perbedaan sudut pandang dan perbincangan di sini, ada beberapa hal yang bisa kita cermati.
Suatu topik bisa dianalisis dan dibedah dari berbagai sudut pandang, dari berbagai ilmu dan segi. Ini mirip seperti enam sisi kubus yang bisa di lihat dari ke enam sisinya, tidak ada yang salah dalam melihat kubus. Karena masing-masing melihat dari sudut pandangnya sendiri.
Yang melihat dari atas, akan bilang " Woy, dari sudut pandang gue, yang gue lihat kubus itu warna Ijo" dan yang melihat dari sudut lain juga bisa menjawab " Kalo dari sudut pandang gue beda bro, warna merah". Jadi perbedaan pendapat ada karena perbedaan sudut pandang, masing-masing tidak bisa menyalahkan sudut pandang yang lain. Bisa saja kan keenam kubus itu diberi enam warna yang berbeda?
Ketika kita sudah mengutarakan pendapat kita, kita tidak perlu memaksakan pendapat kita kepada orang lain. Baik kepada yang pro maupun yang kontra. Â Memaksakan pendapat mirip dengan, memaksa penggemar Jazz totok untuk suka musik Metal. Untuk beberapa orang, mungkin ada yang menyukai keduanya, atau malah mendengarkan semua jenis musik. Tapi, tidak semua penggemar musik bisa "dipaksa" mendengar musik lain di luar kesukaannya. Atau dengan analogi lain, memaksa orang makan durian padahal yang bersangkutan alergi dengan durian. Tentu tidak bisa dipaksakan, yang ada malah muntah-muntah dan sakit.
Justru, dengan perbedaan pendapat itu kita bisa mempelajari sudut pandang yang lain. Belajar bagaimana orang yang berbeda pendapat itu melihat suatu persoalan. Selalu ada sisi yang bisa kita gali dari perbedaan sudut pandang itu.
Segitu aja celotehan saya pagi ini. Kalo mau kirim  kritik, saran, masukan, pendapat silahkan kirimkan ke PO BoxJakarta 15000. Pajak hadiah ditanggung pemenang.
Salam Semangat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H