Dengarlah racauan puisi-puisiku yang terus bergema, beranjak dan berkepak melintasi lorong-lorong jagad raya
Sayap-sayapku memang patah, tapi kakiku kokoh berpijak untuk mengangkangi kesialan nasib
Cukup ... cukup sudah. Biar celaan memanjat dogma satu-persatu mula terdengar gagu, aku pun tak lagi termakan gerhana kecemasan
Aku sudah bertarung
memenangkan banyak pergulatan, terimakasih pada patronasi-patronasi beradu memperdaya roh
Lihatlah kakiku berjalan berjinjit membungkami mulut-mulut sarkastik, dan senyum surga telah kudekap bersama Dewa-Dewi
Krian, Sidoarjo 27 Juli 2022
Sayuh
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!