Mohon tunggu...
Sayuh
Sayuh Mohon Tunggu... Supir - Poto

Aku temukan tanpa mencari

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesakitan Bersajak Tadbir

3 Mei 2021   13:05 Diperbarui: 3 Mei 2021   13:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali dari pesakitan, suara kritis pada angkuh bertameng simbol negara

Tak perlu kusebut siapa namamu, Tuan sederhana merakyat penambah luka

Hei ... Tuan pembawa bencana, sesembahan hamba-hamba penjilat kekuasaan mati nalar

Teruskanlah menjelma menjadi Resi bersama anugerah bau tengik mengiring

Namamu berkibar setinggi bendera pusaka, menghias buruknya cuaca

Simbol-simbol keangkuhan berdiri tegak, simpul-simpul kejujuran terlepas merobohkan pilar

Sekawanan pria bodoh meludah ke atas, lidah aparat tertusuk tombak

Serdadu-serdadu berburu bangkai, perempuan pikun melepas tawa

Senyum merah menabur kebencian, putihnya kian burik menawar harga acuhan

Pesakitan bersajak gagu, menggurindam strategi tipu-tipu bersembunyi di balik tadbir

Berkaca mendongak miring, terlihat seorang bandit menjual nama, "Gus!"

Lamongan, 21 April
Sayuh
Free Spirited Freelance Writing Driver

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun