Assalamualaikum wrwb, salam sejahtera untuk kita semua....
Lama Penulis tidak memperhatikan dan memantau kondisi persepakbolaan nasional karena kesibukan Penulis sebagai pelaku usaha di negeri ini. Namun kondisi terkini kisruh Sepakbola nasional membuat Penulis kaget sekali ketika mengetahui bahwa arah "perdamaian" PSSI sepertinya mengorbankan salah satu pihak yang berseteru, tadinya Penulis berharap solusi pemecahan kisruh PSSI terjadi atas dasar "kebesaran hati" dari para pelaku kisruh, tapi ternyata Halim Mahfudz yang dimata saya representasi kubu Arifin Panigoro telah "dihilangkan" dan DJohar Arifin Husin pun sepertinya berpaling kepada kubu "sebelah".
Namun bagi penulis, kondisi terkini Sepakbola nasional sedang mengarah kepada kondisi lebih baik daripada kondisi kemarin yang selalu dalam suasana konflik. Penulis berharap agar kita jangan terlalu mengeneralisasi masalah dan menjudge berlebihan dengan mengatakan bahwa kondisi terkini adalah "Pil pahit" bagi kubu Pengusung Statuta dan Pengusung Kebenaran, Fahami saja, bahwa: Â kondisi Sepakbola nasional beberapa waktu lalu, memang memerlukan penanganan "serius dan luar biasa" karena perseteruan kepentingan antar kelompok, yang melibatkan "Orang Besar" didalamnya (Arifin Panigoro dan keluarga Bakrie) memerlukan kebijaksanaan, kelegowo an dan penelahaan nurani dalam usaha untuk mencairkan suasana yang terlanjur "stuck" dalam konflik yang saling menjegal kepentingan antar kelompok tersebut.
Bagi penulis banyak perilaku diluar kewajaran dalam perjalanan kisruh antar kelompok di Sepakbola nasional ini, contoh:
1.Penjegalan Persipura dalam laga Champion Asia.
2.Pelarangan Pemain untuk memperkuat timnas Indonesia.
3.dll.
Selama kondisi kisruh banyak pencapaian-pencapaian negatif yang seharusnya tidak terjadi, misal: jauhnya cita-cita Soeratin untuk terjadi Kebersamaan melalui media Sepakbola dalam hal ini organisasi PSSI sebagai pemersatu bangsa, disisi lain telah banyak membuang energi baik Fikiran, Uang maupun Tenaga yang percuma hanya untuk memodali dan menjalani kisruh tsb.
Lupakan pencapaian Prestasi dan Prestige kemarin semasa kisruh serta hilangnya euforia Timnas, karena saat ini kondisi Sepakbola Nasional sedang  memasuki babak baru dalam arah perbaikan kondisi, menjauhkan PSSI dari konflik. mari kita kawal perbaikan kondisi ini agar selalu berada di "rail" yang benar dan bermaslahat bagi umat, diawali dari diri kita sendiri dengan menjauhi hal-hal yang bersifat  adu domba.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan memohon maaf apabila ada salah kata maupun penulisan dalam tulisan sederhana ini, dan mulai sekarang penulis mengganti nama dari "Say No To DA n NH" menjadi "Say No to Conflict PSSI"
wassalamualaikum wrwb.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI